Katakanlah Kamu Itu Senja,Begitulah Aku Merinduimu


Katakanlah aku ini pengagum senja,mungkin sudah melebihi pengagum melainkan penggila senja.Seperti Seno*yang selalu memakai senja untuk bercerita,begitu juga dengan diriku yang senantiasa mengambil senja untuk menulis kisah.Aku mencintai senja bagiku seperti cinta mati seorang pria kepada kekasihnya,walau kekosongan dan kesepian mengancamnya karena di tinggal pergi,walau kedinginan merayap ke dalam sukmanya bila malam datang menyambut,walau seribu paras wajah cantik penggoda datang mengodanya,bermaksud berbagi sepotong hati dengannya atau menawarkan sejenak kehangatan malam bersamanya,baginya cintanya hanya untuk gadis itu seorang dan itu semua harga yang harus dia terima,dia rela menunggu sampai kapan pun waktu yang akan terus membawanya,selama dia masih bernafas,selama matahari terus bersinar dan waktu masih berputar,cinta sudah mati untuk hanya seorang kekasihnya itu,begitulah aku mencintai senja.Aku mencintai senja melebihi aku mencintaimu,melebihi mencintai siapapun.Bagiku kamu bagian dari senja,namun senja melebihi dari seorang dirimu,karena aku mencintainya sejak dahulu kala,sejak aku belum pernah mengenalmu,sejak kita masih terpaut diantara waktu-waktu,jarak,dan ribuan mil yang di bentangkan diantara dua samudera.Tapi,kamu adalah bagian dari senja,karena tiap senja membuat diriku merenung,mengkhayal,memikirkanmu,dan berandai-andai bersamamu.

Memandang senja bagi aku seperti kamu menikmati sebatang coklat,sekeras apapun coklat itu,ia akan langsung mencair bila telah sampai di dalam mulutmu,rasa itu berbaur menjadi satu,susah bagimu lagi untuk membedakan rasa itu,kamu hanya bisa menikmatinya,walau sebatang coklat terbuat dari berbagai macam zat dan bahan selain coklat itu sendiri,ada gula,ada pewarna,ada tepung mungkin,dan coklat itu sendiri.Begitu juga bila aku memandang senja,semuanya bercampur menjadi satu,aku hanya bisa memilahnya satu persatu secara pelahan,tentunya di situ ada dirimu,dan banyak lagi diri mereka yang lain,yang pernah datang menyapa rumah hati sejenak,sekedar tinggalkan jejak atau hanya semacam pesan singkat,lalu menghilang tanpa jejak..
Memandang senja seperti memandang sebuah bola kristal,tp bukan menerawang masa depan,yang terlihat di situ hanya kenangan-kenangan.Senja tidak pernah bisa meramal tentang masa depan,ia hanya bisa menyimpan kenangan,sekali lagi semua hanya tentang kenangan,seorang menyukai senja karena dia seorang yang sangat menghargai kenangan,seorang yang selalu menjaga kenangan,dan di dalam kenangan itu tentunya ada kamu.
Memandang senja seperti kembali ke rumah masa kecil,di situ tersimpan banyak kenangan,sekali lagi tentang kenangan,karena senja hanya bicara tentang kenangan.Ia tidak akan pernah bicara tentang masa depan,seperti aku dan dirimu,aku tidak pernah mencintaimu bila kamu itu masa depan,aku mencintaimu karena kamu dan aku berjalan dan meninggalkan kenangan.Begitulah kenangan itu tersimpan dengan baik di setiap senja sore yang turun,selamanya.


*Seno Gumira Ajidarma,seorang penulis yang selalu menggunakan perumpamaan senja untuk hampir di setiap tulisannya.

Komentar

Postingan Populer