Sebuah Tanya

Akhirnya semua akan tiba.
Pada suatu hari yang biasa.
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui.

Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku

(Kabut tipis pun turun pelan pelan di lembah kasih,lembah mendalawangi.
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap kau
Dekaplah lebih mesra,lebih dekat.

(Lampu lampu berkelipan di Jakarta yang sepi.
Kota kita berdua,yang tua dan terlena dalam mimpinya
Kau dan aku berbicara
Tanpa kata,tanpa suara
Ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

Apakah kau masih akan berkata
Kudengar derap jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta

(Hari pun menjadi malam
Kulihat semuanya menjadi muram
Wajah wajah yang tidak kita kenal berbicara
Dalam bahasa yang kita tidak mengerti
Seperti kabut pagi itu)

Manisku,aku akan jalan terus
Membawa kenangan kenangan dan harapan harapan
Bersama hidup yang begitu biru.


Selasa,jam 12.40 mlm. Dikutip dari buku catatan seorang demonstran.

Komentar

Postingan Populer