sebuah esay di hari minggu


Saat mereka,orang-orang menikmati di hari minggunya,bersantai ria bersama keluarga,diri ini mengisinya dengan sejumlah kontemplasi yang menyiksa dalam benak,diri ini berpikir sebenarnya manusia itu tidak tahu apa-apa,manusia bisa tahu menghitung kapan badai akan datang menerjang,kapan bulan akan purnama,kapan akan terjadi sebuah gerhana,kapan sebuah sungai akan meluap,kapan sebuah jembatan akan bertahan,namun tahukah manusia kapan sehembus nafas akan berakhir keluar dari rongga hidungnya,kapan jantung akan berhenti berdetak,kita tidak tahu apa apa,selain kita makan saat merasa lapar,minum ketika haus,tidur ketika ngantuk,irilah kita dengan sekuntum bunga,bermekaran,bila bunga bisa menjawab bila di tanya,kenapa ia bermekaran,ia akan menjawab bahwa ia bermekaran karena memang saatnya ia bermekaran,tidaklah seperti manusia,penuh dengan sandiwara sandiwara bohong,menipu orang lain,menipu diri sendiri,irilah kita dengan seekor burung gereja yang bernyanyi dengan bahagianya dikala pagi,ia bernyanyi bukan karena disuruh menghibur,bukan juga karena hari ini ia sedang senang,ia bernyanyi karena ia seekor burung gereja,ia adalah apa yang ia semestinya.
Diri ini sering bertanya bahwa walaupun dunia ini dihuni oleh 5milyar manusia,sebenarnya kita hanya satu,diri kita seorang saja,sisanya adalah manifestasi.diri ini berpikir kita exist dari sesuatu yang tidak exist,kita ada karena kita ada,pernahkah berpikir siapa dirimu?kenapa kamu tidak menjadi mereka,menjadi dia yang di sampingmu,bagaimana kamu memandang diri kamu terhadap mereka yang lain,tidakkah dirimu sendiri yang merasakan dirimu,dirimu memandang keluar,ke manusia-manusia lain,apakah kamu bisa menjadi bagian dari mereka secara koherensi.hidup ini sebenarnya masih penuh dengan misteri,kita dengan yang lain,kita merasaka siapa kita sebenarnya dari satu kesatuan fisik kita,badan kita,nafas kita,namun kita tidak bisa merasakan sebuah perasaan yang koheren secara kesatuan terhadap orang di samping kita,orang terkasih pun,ayah,ibu.sebenarnya siapa diri ini?siapakah dirimu?kenapa kamu ada?untuk apa kamu ada?jiwa ini berasal dari mana dan kemana setelah ini ia akan pergi?adakah yang tahu.Sang budha Gautama demi misteri ini sampai meninggalkan semuanya untuk bertapa dan menemukan pencerahan dalam hidupnya,dan pencerahan itu hanya bisa kita capai untuk diri kita.tidak untuk yang lain.hidup ini adalah kosong,dalam kosong menyatu semuanya menjadi satu kesatuan,segala bentuk rasa dalam kehidupan ini adalah penderitaan,senang,suka,duka,cinta,benci,semuanya penderitaan.
Diri ini bertanya tentang Tuhan,siapakah Tuhan itu.apakah Tuhan itu ada?Siapa yang pernah melihatNya?Manusia dengan mudah mengambarkan seakan akan bahwa Tuhan itu sebuah bentuk gambaran,dalam bahasa inggris,banyak kata He sebagai kata ganti untuk Tuhan,kalau begitu Tuhan itu seperti manusia yang menpunyai sisi jenis kelamin.Bagaimana manusia disuruh untuk menjelaskan tentang siapa Tuhan itu,apa Tuhan itu,dan dalam apa wujudNya.Kenapa dengan gampang manusia menyebut He sebagai kata ganti.Sebenarnya kita ini tidak tahu apa-apa.Hanya arogansi untuk mengagungkan sisi existensi kita yang membuat manusia merasa paling tahu dan melakukan pembenaran tentang sebuah ketidaktahuan itu sendiri.

Komentar

Panjilu mengatakan…
Kalau mau cari Tuhan sih gampang, cari Dia di dalam hati kita, biasanya Dia akan hadir untuk kita...Full Time...

Postingan Populer