Aku,sebatang pohon


Aku hanyalah sebatang pohon kecil,dengan ranting dan dahan-dahannya yang lembut,yang selalu mengharapkan sepoian angin yang datang ikut menari bersama denganku.Aku bukanlah tipe sebatang pohon oak,yang besar dan kokoh menjuntai tinggi menatap cakrawala maha luas,dengan akar kokoh menancap ke dalam perut bumi,aku bukanlah sebatang pohon jati,yang batangnya begitu awet,biar dimakan usia ratusan tahun,tetap berdiri kokoh di puncak atau lereng gunung.

Namun,seperti yang tadi aku tuliskan,aku hanyalah sebatang pohon kecil,dengan dahan-dahannya yang lembut,yang selalu mengharapkan sepoian angin dimusim semi datang,menari bersama dengan dahan-dahanku,meliuk-liuk dengan gemurai,mempertontonkan sebuah irama yang digerakkan oleh sang angin.Tapi,aku harus siap-siap kecewa,walau kekecewaan telah menjadi satu keterbiasaan bagi diriku,karena alih-alih mengharapkan sepoian angin lembut yang datang membelaiku,malah angin tornado atau angin badai,yang rasanya seperti mengamuk,menghancurkan apa saja,merontokkan dahan-dahanku,mencabut sebagian akarku,
Walau waktu akan menyembuhkan semua itu,membuat akar-akarnya semakin kuat menancap ke dalam tanah,dan dahan-dahanku akan tumbuh kembali,tapi,jodohku bukanlah angin tornado,atau angin badai yang datang dengan tiba-tiba,dalam hitungan sepersekian detik,yang membawa amarah murka,ku tetap selalu mengharapkan,menunggu sepoian angin dimusim
Semi,dengan suara bisikannya yang halus,menyapa dan membelai dahan-dahanku.

Di sini aku belajar,walau asalku,wujudku,jenisku tetap sebatang pohon yang merindukan angin sepoi,merindukan musim semi yang meniupkan dan menumbuhkan seluruh kuncup dedaunan,dan angin itu bagaikan nasib yang datang dengan seribu ketidakpastian,aku dituntut belajar menerima,walau aku tidak bisa terlalu berharap setelahnya,ia bisa datang dengan membawa ribuan wajah,wajah yang bersahabat,kadang wajah yang mengamuk dan meremukkan.Tiada yang selalu sesuai dengan yang kita inginkan,semakin dalam aku mengharap,semakin banyak justru kekecewaan,alih-alih tenggelam dalam kekecewaan,ku nikmati,dan hadapi setiap angin yang datang menghampiri.tiada kepastian dalam dunia selain kepastian dalam diri kita sendiri.

Komentar

Postingan Populer