Kegalauan Sesaat

 Hidup ini hanyalah sekelebat cerita-cerita yang di tinggalkan,ada yang menganggapnya penting,ada yang melihatnya bak pepatah"anjing menggonggong,kafilah berlalu",ada yang menangisinya,ada yang menertawainya,ada yang terus bersedih padanya,ada yang benci bila disuruh mengingatnya.

"Apakah sudah selesai dengan segala arti pemaknaan hidup ini?"
"Ehm,rasanya belum,tunggu sebentar...".
Ada yang menguburnya dalam-dalam,ada yang terus membawanya kemana-mana,ada yang menuliskannya dalam cerita,ada yang menfilmkannya,ada yang melukiskannya di atas kanvas,ada yang memotretnya dan mengabadikannya dalam bingkai,dan masih banyak ada-ada yang lain.
Kembali lagi hidup ini hanyalah cerita,seperti halnya kita bercerita,begitu juga ia bercerita.
Apakah ia begitu penting untuk di ceritakan?aku tidak tahu apakah ia cukup penting,sama pentingnya seperti seorang Presiden yang harus di kawal penjaga kemana-mana atau tidak penting sama sekali dan mudah terlupakan sama halnya dengan mereka-mereka yang berlalu-lalang di jalan-jalan seperti pemulung-pemulung dengan gerobaknya yang berjalan melintas setiap pagi,terlepas dari penting tidaknya,bagiku ya itulah hidup.Nyatanya tidak ada yang bisa memaknainya dengan benar,sebuah kebenaran yang paling hakiki.
"Cukup pentingkah semua ini?"
"tidak juga,ini juga aku menuliskan atas dasar alasan kegalauan di tengah siang bolong,ditengah panas matahari yang mengigit dan pemandangan sekitar yang begitu menjenuhkan,seakan setiap hari itu sama,hanya tanggal yang berbeda".
"Sebentar mungkin juga sudah terlupakan seperti hari-hari lalu,seperti mereka-mereka yang di tinggalkan,seperti muka-muka di pinggir jalan"
"Adakah ada yang mengenalinya?"
"Rasanya ada,tetapi hanya sesaat".
Kembali lagi,hidup itu penuh dengan hal-hal penting dan tidak penting,sialnya dua-duanya harus kita lalui..
"Ya begitulah"
"Ya,begitulah hidup".

Komentar

Postingan Populer