Cerita Senja



Apalah arti sebuah senja itu bagimu…?”

Seseorang pernah bertanya padaku tentang arti senja,sebenarnya senja itu sendiri tidak berarti apa-apa bagiku,selain hanya  mengagumi sebuah bentuk keindahan yang dihasilkan oleh senja itu sendiri,yang membuat senja berarti itu bukan karena senja itu sendiri,melainkan semua warna-warna senja,semua cahaya kemerahannya seakan membuatku mengingatkan akan segala kenangan-kenangan yang telah berlalu baik yang sudah lama sekali atau pun baru terjadi kemarin sore,senja itu seperti jembatan penghubung antara masa kini dan masa lalu,cerita kini dan cerita lama.Menatap senja bisa juga membangunkan kesadaran kita tentang waktu,tentang kesementaraan,tentang ketidakabadian dalam kehidupan ini,tidak jarang di saat aku memandang senja,aku teringat akan masa kecilku,seakan dalam seketika,semua bayangan itu muncul dengan sendirinya,dan seketika itu juga menyadari berapa lama perjalanan ini di tempuh,betapa waktu cepat berlalu,betapa tidak terasanya kita akan semua itu.

Sebenarnya senja itu secara mata fisik selalu sama,walau terkadang ada senja kemerahan,ada senja kelabu dengan awan-awan mendung ,ada senja dengan langit jingga,ada senja dengan awan yang membentuk garis berlapis-lapis,terlepas dari semua itu,kita melihatnya tetap sebagai satu senja.Seperti senja sore ini,dengan sedikit awan yang menutupi,menatapnya tetap sama seperti kita menatap sebuah ruang cakrawala maha luas di atas sana,ada satu ruang kekosongan yang teramat maha luas dengan jarak tak terhingga,membentang keatas galaksi planet ini.pandanglah keatas,semua terasa sama,dari hari ke hari,dari waktu ke waktu,tetaplah sebuah ruang hampa yang amat luas diatas sana.Tapi,sadarkah kita,dibawah semuanya terus bergerak,terus berubah,bagai awan di atas yang tak pernah bertahan lama di sapu angin,begitu juga yang terjadi di bawah,dimana semua kehidupan itu berpusat,dimana semua cerita itu di tulis,dimana semua lakon itu bermain,dimana semua cerita itu diputar,seakan cerita-cerita itu seperti di tarik bergerak bersama dengan gulungan roll-roll film yang tertulis hari ke hari.
 Saat memandang senja itu,aku merasa sudah berapa banyak cerita itu bergulir dengan sejumlah sosok yang telah menghilang,menjadi bekas dari sebuah kenangan,dengan kehadiran sosok-sosok baru yang masih tak sanggup kita tebak untuk keesokkan harinya.

“kisahmu telah terkubur jauh kini,biarlah itu senja seperti nisan yang membuatku terus mengingat akan kamu yang pernah mengisi dalam hidupku,memandang senja seperti memandang nisan dimana dibalik itu terdapat sejuta kisah kita”

“kemanakah kamu kini…?,aku juga tidak pernah menanyakannya lagi,walau kadang hanya terlintas begitu saja lalu menghilang begitu saja,dan aku juga tidak ingin mencarinya lagi.Aku tahu,kamu kini ada dibalik indahnya senja-senja itu kini,keindahan itu hanyalah sebuah kenangan yang tak sanggup lagi aku kembalikan lagi ,Indah,karena saat kemunculannya tidak akan bertahan lama,dalam sekejap ia akan hilang kembali di telan oleh malam.

Aku sering berkhayal akan jatuh cinta pada seorang wanita yang juga mencintai senja,seorang wanita yang juga selalu duduk memaku menatap senja,seorang wanita anggun yang tidak pernah bosan memandang senja,seorang wanita yang rela jauh-jauh ke sebuah pantai hanya untuk menunggu senja keemasan yang pelahan muncul,seorang wanita yang bisa ku ajak berbagi melahap senja.Tapi,aku malah jatuh cinta pada wanita yang tidak begitu menyukai senja,tidak begitu penting untuk menatap senja,tidak begitu peduli akan keindahan senja,tetapi bagaimanapun aku tetap mengenangnya dalam senja.
Senja kini telah tertelan malam,dalam keremangannya yang masih menyisakan sedikit ruang terang,dan lampu-lampu perahu yang berkedip-kedip sudah terlihat,suara deburan ombak yang menabrak pembatas pantai kini semakin terdengar,keheningan itu semakin pecah,terbersit sebuah tanya di hati.

sedang apa kamu dan dimana..?

Jakarta,14 oktober 2012.              

Komentar

Postingan Populer