Sepenggal surat untuk Tuhan

Tuhan,maafkan aku,aku kehilangan pengharapanku kepada-Mu,bukan aku tidak ingin mempercayai-Mu,tapi Engkau membuat jalan takdir kehidupan yang aku hadapi dan harus aku terima dengan sedih walau sebenarnya aku juga ingin mengatakan kejam,Engkau memisahkan aku dengan ibuku,satu-satunya orang tua yang masih aku punya,yang menjadi begitu penting dalam hidupku,Engkau tahu,bait pertama tiap doa yang aku panjatkan adalah perlindungan Ibuku,berapa banyak keluarga yang masih mempunyai kelengkapan yang utuh,ayah dan ibunya,berbahagia melihat putra dan putrinya dewasa hingga menikah dan melahirkan cucu-cucu untuk mereka,berapa banyak dari mereka hidup dengan kebahagian dan kesehatan yang baik,aku kehilangan ayah 5 tahun lalu dengan penyesalan yang mendalam disaat aku belum bisa memberikan ayah yang terbaik, walaupun selama ayah hidup,aku berusaha memberikan kebahagian bersama dengan ayah dengan segenap kemampuan yang aku punya,tetapi setiap orang tua pasti mempunyai harapan ingin melihat anaknya sukses,berkeluarga dan hidup damai dengan keluarga barunya,namun,belum sampai kesempatan ayah melihat aku sampai berkeluarga,ayah telah pergi,Engkau telah memanggilnya kembali,sisalah tinggal ibuku satu-satunya,satu-satunya yang tersisa,ia bagaikan separuh jiwa dalam hidupku,Engkau juga tahu Tuhan,betapa cemasnya aku,seberapa banyak yang aku ingin pertaruhkan demi Ibuku,sampai-sampai kalau aku bisa berdialog dengan diriMu,kalau seandainya aku bisa tawar menawar dengan diriMu Tuhan,aku rela menawarkan waktu 5 tahun dari sisa hidupku untuk ditukarkan kepada Ibuku,aku selalu berkata kepadaMu,Engkau telah mengambil ayahku,menyisakan Ibuku,tolong jangan ambil Ibuku dengan cepat,aku hanya ingin menuntaskan tanggung jawabku dan juga tanggug jawab Ibuku,aku hanya ingin melihat ibu di pernikahanku dan tinggal bersama ku sementara waktu,bila itu telah terpenuhi,aku rela diriMu mengambilnya,sebelumnya ijinkan aku membahagiakan seperti mereka-mereka yang juga menyisakan salah satu orang tuanya yang masih sehat,tetapi,Tuhan,Engkau tetap mengambilnya,dengan cara yang begitu kejam,tanpa mengijinkan kami bertemu untuk terakhir kali mengucapkan selamat tinggal sekali pun,apakah aku masih menpunyai kekuatan untuk mempercayai Mu,aku tidak tahu,untuk sementara aku telah kehilangan jiwa itu,jiwa itu bagaikan secarik kertas yang terbakar menjadi abu,terbang hancur bersama di udara,bilamana Engkau hadir dalam hidupku,pulihkan aku dengan sentuhanMu,buatlah aku percaya akan kehadiranMu,karena saat ini,aku kehilangan diriMu, kehilangan diriku,jauh dan jauh.

Komentar

Postingan Populer