Saya ingin bicara tentang "takdir"- Mungdiary /chapter 3

Saya suka membaca penulis menuliskan begini, "kamulah yang menentukan takdir bagi hidupmu sendiri". Menurut saya, penulis seperti itu, dia hanya melihat kata takdir dari satu perspektif saja, tanpa melihat secara keseluruhan, apa yang dia katakan itu hanya setengah benar, saya tidak mengatakan bahwa itu salah, itu memang benar.Sama seperti kalau kamu malas bekerja, kamu tidak akan bisa sukses, kalau kamu tidak sukses hidupmu akan biasa-biasa saja, artinya kamu sendiri yang menentukan takdir hidupmu, tapi takdir di situ lebih ke perspektif kefanaan materi. Ada takdir yang tidak bisa kita tentukan, ada takdir yang bekerja diluar naluri dan kuasa kita sebagai manusia, seperti jodoh, seperti sebuah pertemuan, apakah kita bisa mengetahui dengan siapa kita akan bertemu, dan dari pertemuan yang kita tidak pernah tahu itu bisa mempengaruhi jalan hidup kita, seperti pasangan, dari sebuah pertemuan tidak terduga menjadikan si dia menjadi pasangan kita yang akan menentukan jalan jalan kebahagiaan atau malah malapetaka bagi kehidupan kita ke depannya, apakah itu kita bisa menyebutkannya kitalah yang menentukan jalan takdir kita. Takdir yang tidak bisa kita ketahui dan kita pilih adalah takdir maut, sebuah musibah, sebuah maut yang memisahkan kita dengan orang terdekat kita, yang juga akibat kejadian itu bisa mempengaruhi jalan hidup kita kedepannya, apakah takdir seperti itu masih bisa kita katakan kitalah yang menentukan takdir hidup kita, itulah yang saya ingin katakan bahwa tidak semua takdir itu kita yang menciptakan, ada takdir dimana kuasa ilahi yang menentukan. Kita seperti wayang yang digerakkan, bedanya kalau wayang itu hanya benda mati yang tidak berperasaan sementara manusia itu berperasaan, kita menderita kesedihan dan kebahagiaan,loh kok kebahagian disebut penderitaan juga? Karena kebahagiaan duniawi itu sama seperti kesedihan, bersifat sementara, tidak ada yang bertahan abadi, itulah penderitaan.

Komentar

Postingan Populer