Suatu Pagi Aku Terjaga Dan Mendapati Aku Kehilanganmu.
Suatu pagi,dikala aku bangun,aku menemukan bahwa ada yang berbeda,bukan karena hari yang berbeda karena pada dasarnya hari itu memang terus bergerak seiring dengan bumi yang berputar,bukan pula karena aku yang berbeda karena usia yang semakin menanjak di gelus waktu,karena pada dasarnya aku bergerak dalam perubahan secara fisik oleh waktu.Tetapi,yang berbeda dalam diriku,aku menemukan bahwa aku terjaga dalam kekosongan,aku bangun dari ranjang ku dan aku memandang diriku didepan cermin,tergolek satu wajah yang tidak asing namun semakin asing kalau aku memandangnya semakin lama,wajah yang seakan ia akan memandang aku balik dan menimbulkan tanya "siapakah kau?","kau" itu akan semakin bias sebias dengan pertanyaan dan tatapan wajah itu,semakin lama aku memandang semakin tidak aku mengenal sosok yang begitu dekat dengan diriku itu.Namun yang aku ingin katakan bukan tentang sosok itu ataupun kata siapa "kau" itu.
Waktu itu,hujan rintik-rintik mengiringi jalannya pagi,hari-hari di bulan desember memang selalu di sambut oleh hujan yang berkepanjangan,bumi selalu terlihat basah,daun-daun terlihat menghijau,udara tercium lebih lembab,angin yang terkadang menggigirkan walau di kota seperti Jakarta itu,udara yang membuat kita terasa dingin menggigir itu sangat jarang,polusi dan kepadatan penduduk dan gedung telah mengusir kesejukan udara,maka di bulan desember ini,cuaca gerimis pagi terkadang disambut oleh rasa yang senang,terkadang terasa melankolis.Namun,bukan itu pula yang ingin aku katakan kepadamu,aku tidak perlu mengatakan kepadamu bila hanya menceritakan tentang cuaca di bulan desember,kamu mungkin lebih pintar dariku ataupun kamu juga tidak peduli tentang cuaca,bagimu hari berlalu selalu sama.Ini yang aku ingin ceritakan kepada kamu.
Pada satu pagi,aku bangun di pagi yang gerimis di bulan Desember,aku bangun dan menatap diriku di depan cermin,sesosok aku menatap baik,waktu terasa berhenti,ada yang hilang dari diriku,ada yang pergi dari diriku,aku mendapati diriku tanpanya,aku bertanya-tanya seberapa lama aku tertidur,aku mencoba mengingat-ingat,biasanya aku tidur tidak lebih dari delapan jam,selalu bangun di jam yang sama,atau,tiba-tiba sebuah pertanyaan filosofis tergiang,apakah selama ini aku berjalan dalam suasana tertidur,atau aku tertidur dikala aku merasa bangun dan hidup,kita semua tahu,bahwa waktu itu bersifat abstrak,relatif,bahkan waktu itu sangat terikat dengan ruang dan jarak.Mungkin ia sudah cukup bosan dengan diriku.kemanakah ia pergi?mungkin ia menghilang bersama dengan udara,ia wujud dalam ketiadaan menghilang dalam ketiadaan juga,tetapi tanpa dirinya,hidup manusia itu menjadi tidak bearti apa-apa,keindahan duniawi akan menjadi tak berwarna,pada akhirnya manusia itu akan runtuh,peradaban akan hilang,dan manusia sebagai sosok kreator yang mencipta berbagai hal akan hilang,tanpa ia,tiada akan ada lagi kasih sayang antar sesama.Aku memandang dalam kehampaan,ia pergi begitu saja dikala aku tertidur panjang dalam kehidupan ini,seperti sebotol minuman soda yang terbuka ,dan rasa itu menguap pelahap pergi,tinggalah sebotol soda yang tidak lagi menjadi soda,seperti itulah apa yang terjadi pada diriku di suatu pagi yang terjaga.
Komentar