Departures


“dia pulang ke tempat dimana dia berasal”salah satu dialog dalam sebuah film jepang yang berjudul Departures(keberangkatan).

Berapa banyak orang yang memandang kematian itu sebagai sesuatu yang tabu untuk di bicarakan,segala hal yang menyangkut kematian,baik sebuah omongan,profesi profesi yang berkaitan dengan itu,sering di anggap tabu dalam berbagai pandangan kita,pandangan manusia pada umumnya.Sebagai seorang yang normal*,sebagai seorang manusia yang merasakan bahwa betapa enaknya kenyamanan hidup,kenikmatan duniawi,wajarlah bahwa kita juga takut yang namanya kematian itu datang menjemput,begitu juga sebagai seorang manusia yang terikat perasaan saling mencintai satu sama lain,terlalu berat membayangkan untuk berpisah dengan seseorang yang kita cintai,saking takutnya kita berusaha untuk tidak memikirkannya dan melarang untuk membahasnya dalam konteks tabu tadi.
Dalam Departures,sebuah film yang mendapat penghargaan oscar sebagai film berbahasa asing terbaik,kematian bukanlah akhir dari sebuah kehidupan,malah kematian adalah sebuah fase dimana manusia siap menuju ke kehidupan selanjutnya dan manusia harusnya menghargai,setidaknya seperti mengantar untuk keberangkatan,kita memberikan yang terindah untuk melepaskan keberangkatan dia,dan itulah yang dilakukan oleh Daigo kobayashi,seorang yang berprofesi sebagai make up mayat.Daigo kobayashi,seorang pemuda dengan tampang rupawan,seorang mantan pemain selo dalam sebuah grup orkestra terkenal sebelum orkestra itu tutup,dan dia memilih pulang ke kampung halaman bersama istrinya yang cantik yang di perankan oleh ryoko hirosue.
Saat mencari pekerjaan baru ,diaa tertarik sebuah lowongan yang tertulis “keberangkatan”.dia berpikir itu adalah sebuah biro perjalanan,namun ternyata sebuah perusahaan make up mayat.Awalnya karena tawaran dengan gaji yang besar,dia terpaksa menerimanya profesi itu dengan berusaha menyembunyikan profesi itu dihadapan istrinya dan masyarakat di lingkungan tinggalnya sampai akhirnya semua terkuak,dan smeua orang menghindari dia,seakan akan bukan hanya kematian itu yang tabu,tapi juga dengan profesi orangnya,sampai istrinya pun tidak berani bersentuhan dengan dia,dan akhirnya meninggalkan dia.
Dalam sebuah perjalanan hidup ini,kemana kita akan terbawa,kemana kita akan di bawa waktu terdampar,tidak ada ang tahu dan bisa menebaknya.Begitu juga dengan Daigo kobayashi,ia tidak akan pernah menyangka pilihan hidupnya akhirnya jatuh sebagai seorang make up mayat,walau semuanya terasa meninggalkannya,ia seakan menemukan lentera jiwanya,bagaimana adegan dia yang terasa melewati waktu senggangnya dengan menikmati memainkan selo nya di tengah sawah,seakan dia dan alam dalam jiwa yang menyatu.saat semua orang pergi jauh darimu,belum tentu duniamu berubah menjadi lebih buruk,justru sebaliknya.kebahagiaan adalah apa yang kita rasakan,apa yang kita liat dari kaca mata kita sendiri,bukan dari mata orang lain,inilah yang ingin di sampaikan dalam film ini juga,sebuah film yang terasa menyampaikan banyak pesan…
Akhirnya aku teringat dengan perkataan seorang spiritualist yang pernah mengatakan dalam bukunya..”kematian bukanlah akhir dari kehidupan,namun awal dari sebuah kehidupan..”

Komentar

Postingan Populer