jiwa yang sepi dalam dunia yang ramai


Kemarin,dalam hujan yang berguyur semenjak fajar
Jalanan yang basah,remang remang akan kabut hujan
Seorang teman memanggil,dalam bentuk chating
Lalu,aku bertanya”kenapa…!’’
Dan ku sambung”apakah kamu baik baik saja…?’’
Dan ia menjawab”aku merasa sepi “katanya
Kesepian dalam keramaian,sambungnya.
Ini ku tuliskan sepenggal puisi
Dalam bentuk cerita,mungkin.
Akan sepi yang ramai dan ramai yang sepi.
Tentang manusia manusia itu sendiri
Tentang manusia manusia angkuh
Yang berjalan tegak membawa dusta
Memasang muka melawan sepi
Dengan senyum angkuh , sepi tiada di kamus baginya.
Dan semua juga tahu,kepura-puraan,seperti topeng kataku.
Tapi ada yang tidak senang,tidak semua katanya.
Dan aku percaya,mungkin benar,tidak semua.

Teman,bukan dirimu seorang,sepi dalam ramai
Lihatlah mereka,yang bergegas melangkah saat fajar menyingsing
Tiada ayam berkokok disini,klakson mobil dan suara weker menggantikannya
Waktu menjadi tuan bagi mereka,selalu bergegas
Mengejar waktu katanya,tapi waktu telah menjadi tuannya
Ia lupa,mungkin tidak sadar baginya
Bagai sebuah robot yang di fungsikan,semua begitu teratur.
Berjalan bersama dalam ramai yang sungguh terasa
Namun,pandangilah wajah mereka,dingin.
Berjalan dalam sepi di dalam,bergejolak dalam dada.
senyum di bibir sekali sekali,tapi bukanlah senyuman anak TK
polos dan bahagia.
Dan kemarin aku baca,cerita dari seorang artis
Katanya,senyum artifisial.di buat-buat supaya yang lihat senang.

Ramai memang mengisi hari
Dengarlah,suara deruan kereta melintas setiap waktu
Klakson-klakson mobil berbunyi gantikan kicauan burung menyanyi
Semua penuh mengisi ruang
Pekak terdengar dalam telinga
Tapi,semua ramai yang bisu.
Suara-suara bergema,berteriak lantang dalam kebisuan
Terasa mencekam kadang,namun sudah biasa katanya.

Ada yang sampaikan kesepian lewat cacian dan makian
Lewat suara-suara klakson,memainkan pedal gas berderu-deru.
Seakan ingin menaburkan genderang perang,sudah biasa katanya.
Dan itu,jiwa yang sepi dalam dunia yang ramai.
Sebenarnya,keramaian yang bisu.tanpa rasa.
Cinta yang terkikis,ternoda dalam amarah
Mengubah manusia dengan hasrat dan birahi
Dengan ambisi tuk saling ke depan.
Masih adakah rasa kasih ,saat hasrat menguasai
Ruang dalam kalbu,gantikan cinta di hati.
Dan semua berjalan dalam jiwa yang sepi
Dalam dunia keramaian,penuh hingar bingar.

Ada yang sampaikan sepi itu,lewat lagu dalam nada-nada
Ada yang sampaikan sepi itu,lewat puisi-puisi,dalam bait- bait kata.
Ada yang sampaikan sepi itu,lewat drama,dalam dialog-dialog
Ada yang sampaikan sepi itu,lewat photo,dalam tiap jepretan kamera.
Menceritakan jiwa yang sepi dalam dunia yang ramai.

Lampu jalanan berkelap-kelip,memang indah.
Dentuman-dentuman musik berdentang dalam tengahnya malam,memang hingar.
Ada yang bergoyang mengikutinya,musik-musik itu.
Berkumpul bersama di bawah satu bola lampu yang bernyala,berwarna-warni.
Ada yang memegang gelas,
martini,cocktail,wiski,bir, terisi penuh.
Ingin melupakan yang ada,segala kisah-kisah pilu,katanya
Walau itu hanya sejenak,mulut berkomat-kamit tanpa jelas,mabuk
Semua itu hanyalah cerita-cerita,teman.
tentang jiwa yang sepi,dalam dunia yang ramai.

Komentar

Postingan Populer