Aku,Kamu dan Waktu.....dan Mungkin


Di suatu senja di sebuah café

Aku menulis ini untukmu,seperti tulisan-tulisan sebelumnya,selalu sama.Kata itu berupa kumpulan kata-kata sendu,segenap rasa kegalauan hati yang dilewati bersama dalam kegalauan hari,jadikanlah dia kumpulan kata hati bagimu,simpanlah bila kamu ingin menyimpannya,bila tidak juga tidak pernah ada alasan untuk aku tidak menulisnya,waktu jua akan menyimpan untukku dan untukmu.

Apakah aku masih akan terus mengenalmu bila waktu ini terus menyeret aku menjauh darimu setiap saat.Jangan tanyakan nanti,esok pun bagiku begitu gelap,begitu kelam walau hanya untuk satu kata pasti,tiada kepastian bila bicara tentang esok,apalagi bicara soal waktu,waktu itu bisa bagaikan gempa yang datang tiba-tiba,lalu menyertakan tsunami,merenggut apapun yang kita miliki,sekalipun sesuatu yang telah kita genggam.Kadang,aku berpikir sebuah perjumpaan dan perjumpaan bagaikan sebuah kurva dalam mata pelajaran fisika di jaman sekolah waktu kita belajar dulu.Saat kita di suruh mengambar sebuah kurva,ada titik dimana semuanya berasal,lalu titik itu berjalan naik sampai di titik tertinggi lalu pelahan mulai menurun kembali sampai akhirnya kembali ke dasar dimana semuanya itu berasal.Begitu juga awal sebuah perjumpaan,dari tidak mengenalmu,lalu berkenalan,lalu semakin dekat,semakin intim dan sangat intim lalu mulai melenggang,dan sampai suatu saat akan menghilang.manusia memang suka menghilang,bisa datang dan pergi sesukanya,kadang tempat kita tidak lebih hanya seperti sebuah tempat transit,datang dan pergi.Seseorang bisa tiba-tiba menjadi sangat dekat,namun dalam sekelebat menghilang bagai hantu,jejak pun tak ditinggalkan,tapi bisa juga setelah menghilang tiba-tiba lalu muncul lagi lalu menghilang lagi,mengagetkan dan terkadang terasa menyebalkan.

Apakah kamu akan menghilang juga seperti mereka,entahlah dan aku tidak mau berjudi.Terlalu bodoh rasanya berjudi dan mempertaruhkan sesuatu melawan waktu.Seperti senja ini yang tiba-tiba hujan mengingat akan panasnya siang tadi yang membuat gerah,siapa yang mau mempertaruhkan akan hujan di sore yang menjelang malam ini.Orang datang dan pergi,namun cinta tidak datang dan pergi,cinta tumbuh bagai akar itu yang menancap ke dalam,mungkin bersemayam di dalam kalbu.Terlalu gampang bila ingin datang dan pergi,sadarkah tinggalkan sisa untuk di siksa kepada yang di tinggal.Hidup rasanya tidak pernah adil,karena selalu ada orang bodoh dan pintar,ada yang baik dan jahat,ada yang iba dan tega.Dunia ini begitu fana,sangat fana sekali,kadang aku merasa jijik dan muak dengan segenap kefanaan ini.Itulah kenapa aku sangat malas untuk bicara,kamu pun mungkin tahu dan tak usah lagi aku jelaskan kepadamu.dalam diam pun rasanya hidup itu sudah begitu dibikin mumet,apalagi harus saling teriak,saling menunjukkan kebenaran,dalam dunia yang fana ini dan semakin fana,mana lagi ada satu kebenaran yang benar,benar-benar kebenaran.Kebenaran jauh jauh hari sudah tunduk kepada kuasa,kuasa sahabatnya kekayaan.

Aku melenceng semakin jauh,ya kadang memang begitu,dalam hidup semuanya kait mengait,bila aku menulis ini,ini akan mengait yang itu,itu akan mengait yang itu dan itu,sebelum satu titik aku sadar,lalu aku kembali ke ini.Oh ya aku lupa,bicara soal hidup,hidup itu juga bagai permen karet, lengket disana sini,aku bicara soal ini,dia akan lengket di soal itu,dan seterusnya,memusingkan bukan,itulah kenapa satu masalah kecil sejalan waktu berubah menjadi masalah besar,lalu meledak bagai bom atom.Mungkin aku telah memusingkanmu,tidak usah aku berpanjang lebar cerita sesuatu ini yang tidak penting,semua ini hanyalah pengembaraan pikiran liar yang tidak pernah berhenti,itulah mungkin aku terkadang bicara dengan bahasa yang cukup sulit di mengerti.Semua itu tidak penting,yang penting aku masih mencintaimu,hingga nanti fajar datang menyongsong dan hari pun telah berubah,setidaknya sampai esok hari dan esok itu misteri,dan misteri itu penuh tanda Tanya,dan di balik sebuah tanda Tanya selalu menghasilkan satu jawaban,terlepas dari jawaban apapun itu,aku masih mencintaimu .

Aku kadang bertanya tentang kita di sepuluh tahun ke depan,dua puluh tahun ke depan,dimanakah kita,apakah akan masih saling mengenal seperti sekarang,apakah masih ada setitik kerinduan yang membuat kamu atau diriku untuk selalu saling merindui.Bagaimana kehidupan kita,apakah mungkin saat itu aku sudah berkelana ke sebuah tempat di belahan dunia yang sangat jauh,sedangkan kamu disini dengan kehidupanmu yang seperti mereka-mereka yang lain,menikah dan mempunyai anak,menjaga anak dan merawatnya,bermain bersama mereka,sementara lekuk wajah dan noda keriput semakin menghapuskan kenangan akan aku dan dirimu seperti diri kita saat-saat sekarang.Tentunya sepuluh tahun kebelakang,kamu dan aku adalah dua insan yang asing,aku tidak pernah mengenalmu dan kamu juga tidak pernah mengenalku,aku sibuk dengan kehidupanku dan kamu juga sibuk bersama dengan kehidupanmu.Hidup berjalan terus,sekilas melewatinya seakan-akan selalu sama,bekerja setiap hari,bertemu dengan orang-orang yang juga tampak selalu sama,senja yang juga tanpak selalu sama,lampu-lampu kendaraan malam yang berlaju membentuk garis-garis yang juga selalu sama,lampu kelap kelip reklame sudut jalan yang tampak selalu sama,kita melihatnya seakan tiada yang berubah,selalu sama.Tapi,semuanya berubah,kita tidak menyadarinya dan perubahan itu bagai menyelinap ke dalam sisi-sisi hidupmu dan mencurinya secara pelahan tanpa sedikit pun kamu menyadarinya.

Menulis itu tidak akan pernah berhenti seperti sebuah cerita tidak akan pernah selesai bila kita terus bercerita,begitu juga kumpulan kata hatiku ini,tidak akan pernah berhenti untuk aku ceritakan kepadamu,mungkin sampai bosan kamu harus membacanya seperti sebuah tulisan ini yang aku yakin telah cukup panjang bagi yang tidak suka membaca.Mungkin lebih bagusnya aku menyimpannya untuk hari esok dan esok lagi..
Mungkin dan mungkin…..
Walau mungkin itu kadang tidak pernah ada.

Komentar

Postingan Populer