Masihkah Aku Harus Berkata



Aku tidak bisa berkata-kata,satu-satunya kata yang tidak menjadi kata hanyalah sehembus demi sehembus nafas panjang yang keluar.Kamu bertanya kenapa tidak berkata,ku tersenyum dalam senyum sejuta makna,”dalam diam ku berkata”ini pun aku bergumam di dalam hati.Harusnya kamu paham akan setiap arti kesunyianku,mungkin ingin ku katakan kesunyian ini mungkin berteriak,ia mungkin ingin berkoar-koar.Banyak bahasa hati yang tidak bisa di wakili bersama dalam kata,kata tetaplah kata,hanya huruf perangkai bahasa,namun hati ini penuh dalam sejuta bahasa bermakna yang tak peduli akan penyampaian kata,ia hanyalah segumpal rasa.Bila sejuta kata telah aku tuliskan,bila ribuan kali telah aku jelaskan,bila sejuta tanya ini telah aku lemparkan,kepadamu.Dan,kamu akhirnya hanya tersenyum,apakah aku masih harus membutuhkan kata untuk setiap derai rasa ini,apakah kamu masih perlu setiap kata itu,tidak.cukuplah keheningan ini,cukuplah kesunyian ini berbicara,ia cukup mewakili hati yang bisu.Sampai akhirnya pun aku hanya tersenyum,menatap depan pada pohon yang menari tertiup angin di suatu senja sore yang turun pelahan menuju bumi,sampai akhirnya sisa remang dan lampu jalan menyala.Lalu kita berdua,beranjak dari satu sudut kedai kopi itu,lalu bergegas melangkah pergi,kamu merangkul tanganku bersama dengan sebuah ucap”aku akan mengantarmu pulang…”

Komentar

Postingan Populer