Sebuah Surat Untukmu(tamat)

Malam yang begitu gerah,hawa panas hasil sisa siang yang terik yang kini menyisa untuk malam,dan sebuah kipas angin yang berputar-putar di depanku,disini ku duduk di bawah lantai,ku menulis surat ini untukmu..
Satu kata yang tidak pernah aku luput untuk menyapamu.
Kekasihku…..

Berapa lama aku menghilang dan berapa lama sudah kamu melupa akan sepucuk surat dariku.Terakhir,aku sudah tidak ingat lagi kapan tepatnya aku menuliskan untukmu.Dan,aku sudah tidak yakin lagi apakah kini kamu masih menantikan sepucuk surat itu dariku,mengingat mungkin sekarang aku juga mempertanyakan apakah keberadaanku masih hidup di dalam benakmu,senantiasa hidup atau sekarang sudah mengabur,atau malah sudah menghilang.Tetapi,percayalah aku masih terus mengingat dirimu,seperti senja yang selalu hadir di kala sore,begitu juga kamu masih selalu hadir,keluar begitu saja dari memori benakku walau tanpa sekalipun aku sengaja untuk menghadirkanmu.”hahahaha….itu kehadiranmu yang tidak seutuhnya lagi,hanya bayang-bayang ilusi hasil dari sejumlah kenangan bersamamu,bayangan itupun hasil terakhir yang terekam bersama dengan perjumpaanmu yang terakhir,jadi selamanya wajahmu akan selalu seperti itu.”Bila kini wajahmu telah berubah menjadi sangat gemuk atau malahan menjadi sangat kurus,cetakan terakhir gambaranmu itu masih tetap terus hidup di dalam memoriku.Bila kamu yang asli kini hidup dengan segala perubahan alamiah yang semakin menua,wajahmu yang hidup dalam benakku selamanya tetap sama seperti telah membeku didalamnya,seperti wajah yang aku”pause”kan di depan layar televisi dan aku biarkan begitu saja,selamanya akan tetap begitu.Terkadang aku bertanya apakah kamu masih mengenal diriku atau diriku masih mengenal dirimu,bila kamu yang di luar sana telah banyak berubah sedangkan kamu yang di dalam aku masih selalu sama.

Kekasihku,aku membawa gambaranmu itu berjalan dalam kesepian yang tak pernah pergi.Kesepian tidak pernah bisa pergi,bukankah kesepian itu ruang,bagaimana kita bisa menghilangkan ruang selama kita membutuhkannya selalu untuk hidup.Aku terakhir menyadari bahwa baik kesepian maupun keramaian itu tidaklah membawa arti penting lagi,apakah harus senang ataupun harus sedih.Kesedihan maupun kesenangan tidak ada hubungan sama sekali dengan kesepian ataupun keramaian,kesepian atau keramaian itu hanya seperti dua wajah yang hidup dalam satu ruang yang sama.Ibarat sesisi terang dan gelap dalam satu ruang yang sama,bila cahaya menembus ruang itu,ia berubah menjadi terang dan bila cahaya menjauh,ia menjadi gelap,tetapi terang dan gelap bukankah sebenarnya sama,semua hanya perubahan dari satu sisi yang sama,yaitu ruang itu sendiri.Bila suasana hatiku bahagia,aku melihat seisi ruang dengan sisi-sisi keindahan,aku tidak melihat kesepian ataupun keramaian.

Kekasihku,hidup ini penuh dengan cerita,kemana-mana kita mendengar cerita,dan orang tidak akan bosan-bosannya untuk bercerita.Dan lucunya,semua cerita yang pernah di ceritakan selalu ada satu cerita yang sama,yaitu cerita cinta,cerita cinta yang sama-sama rumit,cerita cinta yang telah berhasil mengupas air mata si pencerita,cerita cinta yang tidak pernah menjadi bosan untuk di ceritakan dan di tunggu-tunggu oleh pendengar.Bukankah lucu terkadang,semua kerumitan cerita itu yang seperti menarik banyak garis benang yang kusut bila di rangkum menjadi satu hasilnya menjadi sama,semua tidak lepas dari perasaan semata,dan ya selalu sama yaitu cinta.Aku masih ingat terakhir saat mengunting rambut,si stylist* bercerita tentang jalinan cerita cinta dia yang sedih,bagaimana dia menjalin hubungan dengan seorang pria yang akhirnya mengkhianatinya sampai dia berpikir ingin menabrakan dirinya dengan mobil yang di kendarainya,bagaimana akhirnya dia menemukan satu labuhan jiwa yang baru namun sebenarnya dia masih belum bisa melupakan yang lama dan dalam penyesalan kekasih lamanya ingin kembali kepadanya tetapi dia telah menjalin dengan yang baru hingga mendatangkan banyak keributan-keributan yang mengupas banyak emosi.Aku hanya diam mendengarkan sambil tersenyum di dalam hati dan bergumam dengan diri sendiri,”cerita cinta lagi..”.Mungkin dia tidak tahu bahwa aku juga punya cerita,mungkin ceritaku jauh lebih rumit,cerita kita.Setiap orang selalu merasa bahwa dialah yang paling rumit,ada kalanya kita memang perlu pura-pura bodoh untuk mendengar yang lain supaya kita menjadi tahu bahwa sangat banyak yang rumit itu di luar sana.Tetapi toh,rumit gak rumit kita semua melaluinya,waktu selalu sama,tidak pernah melewati dua puluh empat jam dan matahari selalu terbit di esok hari.

Kekasihku,seperti aku dan dirimu,cerita kita.Seperti sebuah film,seindah apapun film itu,film yang kita tunggu-tunggukan dan akhirnya ditayangkan,rasanya ingin sekali memperpanjang waktunya,tapi bukankah sepanjang apapun durasinya akhirnya berakhir juga dan meninggalkan bangku-bangku yang sepi,seorang penyanyi yang perpanjang durasi jam panggungnya karena penonton yang bersorak-sorak akhirnya juga harus menutupkannya dengan satu lagu terakhir dan tirai panggung harus di turunkan,sisa berkas-berkas sampah yang berserakan.Tiada ada cerita yang tidak pernah tamat,begitu juga cerita kita berdua,sekarang sebenarnya rasanya sudah tamat,tidak lebih hanya coretan kata yang sengaja aku tuliskan kembali untuk bernostagia denganmu,lewat sepucuk surat yang tidak pernah ada balasannya,dan surat inipun surat yang terakhir yang aku kirimkan kepadamu.Aku tidak menyertakan senja lagi sebagaimana pernah aku kirimkan sepotong senja di surat sebelumnya yang entah itu surat ke berapa.Kali ini tiada ada potong senja lagi,karena aku menuliskannya di kala malam,apakah aku harus menghadirkan sepotong malam untukmu,bukankah itu sama saja,malammu dan malamku,adalah bagian dari malam yang gelap dan malam yang membawa sunyi.

Kekasihku,mimpilah indah dalam malam sunyi ini,karena hanya dalam kesunyian yang paling sunyilah di situ hadir mimpi-mimpi yang paling indah.

Komentar

Postingan Populer