Aku dan Dirimu

Dalam keramaian ini,kamu saling memandang dalam keterasingan,wajah-wajah yang tidak kamu kenali,yang saling tenggelam dalam dunianya masing-masing.
kamu tidak sendirian.nyatanya,dalam satu ruang yang sama ini,dunia kita bisa berbeda-beda,dunia kita seakan-akan terkotak-kotak,seperti ada satu sekat yang memisahkan sama lain yang tak terlihat.Aku tidak mengenalmu,dan kamu tidak mengenalku,terkadang walau sering bertatap muka,hanya satu senyuman tersungging dibibir,tanda kita saling menyapa,tapi siapa dirimu,bagaimana hidupmu,aku tidak tahu,dan begitu pula kamu melihat tentang diriku,siapakah aku,bagaimana keadaanku,siapa yang bisa tahu.terkadang kita saling membicarakan topik yang sama dengan masalah yang sama,mungkin masalah keterasingan,masalah kesendirian itu sendiri,atau masalah-masalah yang kita saling mengalaminya saat itu juga,tapi disaat aku dan dirimu melangkah keluar,aku membawa masalah itu dalam duniaku dan kamu kembali dalam duniamu,dunia kita hanya bersinggungan dan melepas kembali.

Dunia ini satu wajah tapi ia sejuta wujud dari tiap mata batin kita memandang,ia punya satu wujud nyata yang sama tetapi punya sejuta wujud abstrak yang berbeda.
Aku tidak bisa menjadi dirimu dan kamu pun tidak menjadi diriku,tangismu,tak akan mampu kamu bagi denganku,tawaku juga tak akan mampu aku bagi denganmu,pada dasarnya kita itu berpisah.Walau,kamu mungkin pernah menangis untukku,dan aku pernah bersedih karenamu,tetapi,diri kita tetap ada satu sekat yang tak mampu tersatu secara jiwa.

Sebenarnya,apa yang kita cari?mungkin dengan tidak mencari apa-apa lebih membuat kita bisa meresapi,menikmati,dan mensyukuri apa yang kita dapatkan.terkadang,aku menjadi ragu,apa yang ingin aku cari itu atas keinginan hatiku atau keinginan nafsuku?mungkin aku berdalih,itulah penderitaan.Aku terus mencari dan mencari sementara mungkin sebenarnya aku telah mendapatkannya,tetapi aku dibutakan.
Dalam keramaian dan keterasingan dunia ini,semua menjadi bias,hidup kita juga bias,susah menemukan kejernihan,kejernihan hati dan pikiran,hidup seperti begitu bergerak cepat,tanpa henti,tanpa ada jeda buat aku dan dirimu untuk meresapi arti setiap makna yang dihadirkan,seperti bingkai-bingkai gambar yang terus begerak,belum selesai kita memandangnya ia telah tergantikan.

Bukankah waktu terus berdetak,kereta ini terus melaju,dan cerita ini terus bergulir.Kemana ia membawa diriku dan dirimu pergi,seperti mobil-mobil dijalanan sana,kemana mereka akan pergi,tiap ruas jalan penuh dengan mobil yang melaju,kemana mereka akan menuju.

ditulis di sebuah coffee shop dikala waktu menjelang malam pada tanggal 27 agustus 2014.

Komentar

Postingan Populer