Senja Dalam Kenangan

Wajah dunia itu selalu berubah,waktu itu terus berhitung,berdetak,bergulir.Awan-awan di langit terus berubah,angin membawa dia datang dan pergi,terkadang ia begitu penuh hingga disaat  kamu menengadah ke atas,tidak terlihat setitik langit kosong biru terpampang,tetapi ada kalanya langit begitu bersih,satu bentangan luas hanya warna biru yang terlihat. Manusia-manusia juga begitu,kita berubah,wajah -wajah kita berubah,rambut kita berubah seiring dengan cerita-cerita kita,beban hidup kita,kita menyambut kelahiran dan kita mengantarkan kematian.

Ayah,hampir sepuluh bulan setelah kepergianmu yang menyisakan satu kesepian yang mendalam pada hatiku,kesepian yang tidak mungkin bisa saya ungkapkan kepada mereka,bagaimana arti keberadaan dirimu sebagai seorang teman diskusiku dan sebagai seorang teman curhat saya,bagaimana seseorang yang bisa mengerti akan segala kerumitan yang hanya kita berdua bicarakan melalui metafora-metafora yang hanya kita mengerti,terkadang bila saya mendapatkan satu metafora yang bagus,saya segera membagikan dengan kamu,saya selalu merasa menjelaskan perasaan ini dengan metafora itu terasa lebih mudah dan gampang bisa tersampaikan dari pada harus menjelaskan dengan kalimat resmi yang mungkin susah saya rangkaikan,dan kamu begitu gampang memahami apa yang saya rasakan. Itulah kekosongan yang mendalam yang kamu tinggalkan,kekosongan itu seperti sebuah lubang yang kini tidak ada lagi penghuni,penghuninya pergi dan ia membawa pergi serta moment-moment yang asli itu,sementara yang tertinggal dalam diriku hanyalah kenangan-kenangan yang sudah tidak nyata lagi,tetapi ia begitu nyata di dalam hati ini,itulah kekosongan yang disisakan.

Ayah,suaramu masih mengema di dalam hatiku dan hari-hariku,bahkan kamu masih senantiasa hadir didalam mimpiku yang kelam dan sepi, Di saat aku merindukanmu,kamu selalu hadir didalam mimpiku,dirimu bangkit dalam rindu ini,disaat kesepian dan kesendirian itu terjaga,ditambah kadang bisikan angin,suasana senja sore,gemericik air atau deburan ombak,semua itu seperti membangkitkan ingatan dan kenangan akan dirimu. Wajah dunia itu terus berubah,aku pun semakin tua,waktu itu seperti pasir hisap,ia akan menghisap kita pelan-pelan,melumat semua kehidupan kita tanpa sisa sedikit demi sedikit,ia mungkin telah menghisap sebagian dari diriku,sebagaimana ia telah menghisap semua kehidupanmu.

Ayah,apa yang tersisa darimu? Ia itu adalah kenangan-kenangan dan cinta yang kamu wariskan kepadaku,cinta yang telah menyatu ke dalam nafasku,dan mengalirkan darah-darah dirimu kedalam jantung dan seluruh tubuh ini,itulah yang kamu tinggalkan,ayah.
Dan,senja itu,senja itu menceritakan banyak tentang  kisah kita. Senja yang membuat kamu dan saya harus melajukan sepeda motor beberapa kilometer untuk mencapai lokasi pantai dimana keindahan senja itu bisa di nikmati. Pantai itu selalu menjadikan senja terlihat lebih lama dengan pemandangan horisontal lulus yang jauh,ia memunculkan bintang-bintang yang menandakan perpindahan malam dengan langit yang perlahan gelap,di iringi suara perahu nelayan dan deburan ombak yang membangkitkan semua rindu,kamu bilang laut mengingatkan akan masa mudamu,akan kenangan kamu dengan teman-temanmu,laut membangkitkan rasa rindumu yang terasa sedih,karena itu hanya kenangan,itu sesuatu yang tak terulang lagi,itu sesuatu yang telah menghilang,kamu bilang itu kepadaku. Kini,aku melihat senja itu dengan perasaan yang sama dengan kehilangan dirimu yang tidak akan terulang lagi,ia kini hanya berupa kenangan.
 Ah senja itu.......

Komentar

Postingan Populer