Hi.. Awan



Aku mengenadah kepalaku ke atas, langit yang penuh dengan cahaya kegemilangan matahari, langit yang begitu biru, di sertai dengan awan yang begitu putih, datang dan pergi, aku dibawah, terbaring diantara rerumputan, hanya bisa melihat, awan yang bergerak bebas,kesana kemari, ntah terbang dari belahan dunia mana, dengan jiwa yang begitu bebas, datang dan pergi. Kemana dia akan terus melaju, diterbangkan oleh arus angin.

Hi.. Awan, aku manusia, tidak bisa sebebas dirimu, manusia hidup selalu terikat, seperti paku dengan palu, mungkin lebih tepatnya seperti layangan, setinggi apapun kamu bisa terbang, kamu tetap terikat oleh tali (takdir), hidup kamu selalu terikat dengan takdir, waktu, dan sampai akhirnya kami semua akan mati, tidak meninggalkan apa-apa.

Hi..awan,ingin rasanya menjadi bagian dari dirimu, yang selalu tidak menetap dalam satu tempat, tanpa tujuan, pergi kemanapun kamu di terbangkan,tiada hal yang membebanimu, tiada hal yang bisa mengikatmu, tidak seperti kami, manusia, hidup harus memenuhi jalan takdir yang telah ditetapkan,kami lahir, bermain, kerja, menikah,melahirkan anak-anak, tua dan mati. Diantara itu semua, hidup kami penuh dengan keterikatan, cinta, sedih, marah, senang, bahagia, duka, silih berganti datang memainkan perannya. 

Komentar

Postingan Populer