Blacky

Belum lama ini,saya kehilangan seekor kucing,sebut saja namanya Blacky,Blacky bukan kucing peliharaan saya,tapi,hubungan saya dengan Blacky punya satu koneksi yang dekat satu sama lain. Sejak dia masih kecil,dia telah menunjukkan tanda tanda dekat dengan saya,selalu datang ke rumah dan bermain bersama saya,walau di keluarga saya,hanya saya sendiri yang menerima kehadiran Blacky,karena keluarga saya bukan keluarga pencinta binatang,jadi kedekatan Blacky yang suka datang dan kadang menyelinap tidur didalam rumah pun harus saya terima dengan hati hati,disaat mungkin tiada orang lain dirumah atau disaat malam di kala semuanya telah tidur,kadang saat makan,saya suka kepikiran apakah Blacky ada,saya berusaha menyisakan sedikit makanan buat dia walau makanan itu kadang tidak bisa membuat dia kenyang.Blacky,selalu setia menunggu saya di depan rumah setiap hari,setiap malam disaat saya keluar,dia selalu mengenali suara motor saya,mungkin tidak ada yang sesetia Blacky dalam hal menunggu kepulangan saya setiap malam,banyak moment yang tercipta diantara saya dan Blacky,antara dia dan saya seakan tercipta satu pertalian hubungan yang erat,Blacky bukan pemeliharaan saya,kami itu hanya seperti sebuah pertemanan,Blacky ada yang memelihara nya,bila ada kalanya dia akan balik ke rumah majikannya.
Blacky sakit,Blacky punya masalah kesehatan,dia selalu hachi setiap saat,saya terkadang berpikir apakah saya juga ketularan Blacky karena saya juga mempunyai masalah dengan alergi yang membuat saya setiap saat bisa hachi,karena hal itu juga kadang saya membatasi kedekatan Blacky dengan saya,saya mengurangi sentuhan fisik dengannya,walaupun dia sangat ingin dekat dan menempelkan tubuhnya di sekitaran kaki saya setiap dekat.
Saya sering bergumam,siapa yang merawat kamu lagi kalau saya ga ada disini,karena mungkin dalam waktu yang tidak lama,saya akan pindah rumah.Siapa lagi yang akan memberi makan kamu,tapi sebelah rumah juga sayang dengan Blacky,setiap pagi,Blacky akan setia menunggu di depan rumah tetangga sebelah hingga ia keluar memberi makan Blacky ,begitulah jadwal Blacky setiap hari.Tapi,belakangan Blacky semakin kurus dan masalah kondisi kesehatannya semakin buruk,hachinya semakin bertambah dan mengeluarkan lendir yang mental dari hidungnya,dan beberapa kali dia buang air besar dikala hachi.Saya memang punya firasat,dia tidak akan lama bisa bertahan,ga tahu,semacam perasaan yang kuat mengatakan itu.
Benar saja,setelah suatu pagi setelah dia tidur di depan beranda,dengan buang air besar didepan,setelah itu dia tidak pernah keliatan lagi,seharian tidak melihat dia muncul,tidak melihat dia menunggu di depan rumah sebelah,dan mencari saya ,tidur di sekitaran dekat garasi,Blacky telah berpulang,Blacky telah meninggal.
Sekarang,saat saya keluar rumah,saat saya pulang kerumah,saya suka menatap depan rumah yang tiada lagi kehadiran Blacky,suara motor yang tidak membuat seekor kucing menghampiri saya lagi,ada semacam perasaan kehilangan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata kata,walau itu hanya seekor kucing,sebuah pertalian hubungan yang tercipta sekian tahun membentuk satu ikatan perasaan yang erat,mungkin begitu juga yang di Blacky rasakan dari sisi dia seekor kucing.
Baik manusia ataupun hewan,kematian semacam sebuah kehilangan,dia tiba-tiba telah hilang begitu saja dari peredaran,dari mata kita,dari pandangan fisik kita,begitu saja,seperti letupan buih buih sabun,disaat pecah hilang begitu saja di udara,begitu juga dengan sebuah kematian.
Setelah dua tahun kematian ibunda,perasaan kehilangan itu masih begitu terasa,kenapa?karena memori itu masih terus hidup didalam hati kita,kehadirannya* dalam bentuk kenangan masih tinggal didalam hati ini dan selalu mengikuti kita dalam kehidupan yang berlanjut.

Komentar

Postingan Populer