Memikul kesedihan ini berjalan
Kamu tahu? Kesedihan apa yang aku bawa,yang aku sematkan didalam hatiku dan harus aku palsukan di dalam wajahku,mungkin kamu tidak akan pernah tahu, tapi mungkin bisa aku jelaskan, bahwa bila takdir merenggut sebagian jiwamu, ia akan membiarkanmu terapung, kamu tidak mati, kamu tetap hidup karena hanya sebagian jiwamu yang terambil, seperti tumbuhan yang sebagian akarnya tercabut, hanya menyisakan sehelai akar yang masih menancap didalam tanah, lewat situ kamu harus bernafas. Ya, kamu tetap hidup, kamu harus deal* dengan kehidupan ini, takdir tidak mengizinkan kamu bernegosiasi, tidak ada tawar menawar seperti yang biasa kamu lakukan dengan sesama manusia yang menyukai tawar menawar demi mendapatkan sebuah harga yang pantas,kita semua harus menerima takdir,tiada guna melawannya dan tidak juga manusia bisa melawan takdir,kita tidak bisa seperti film-film yang bisa mempunyai mesin waktu,bisa menyelinap kembali ke masa lalu untuk memperbaiki jalur takdir.
Kesedihan yang aku bawa,yang aku sematkan didalam hati,yang terus aku samarkan didalam wajah adalah kesedihan yang terhempaskan,terhempaskan ke dalam ruang hampa,kedap udara dan seakan aku mengapung di antara bumi dan ruang, kesedihan yang aku bawa adalah kesedihan kehilangan,aku tidak pernah tahu dan tidak pernah menyangka bahwa takdir menghempaskanku begitu jauh,begitu dalam, seperti gelombang ombak yang bukan bergulung tapi ombak tsunami besar yang datang tiba-tiba menguburmu, menghempasmu, menghancurkanmu hingga tak bersisa,yang tersisa justru hanyalah kenangan yang terus kamu ingat,yang selalu kamu bawa,yang juga selalu muncul dalam tiap jeda waktu kosongmu,seakan ia terus mengingatkan mu dan menjadikan kehilanganmu itu seakan hidup tetapi dalam bentuk kenangan,mempertemukan masa waktu lampau yang mengkristal dengan masa kini sebagai realitas yang menghubungkan ke dalam titik nadir nafas jantungmu.
Kenapa kita terus membawa kesedihan dalam kehidupan ini,sementara hidup juga membiarkan kamu memilih diantara kesenangan dan kebahagiaan,diantara suka dan duka , selalu ada dua pilihan,apa yang harus aku jawab,tidak tahu,tapi begitulah manusia,tepatnya begitulah aku.Banyak dari mereka begitu mudah melupakan,begitu cepat menyembuhkan,seakan kemarin dan esok tidak menjadi satu saling terhubung,dan kemarin itu terkubur ke dalam waktu yang tak perlu kamu ratapi,seakan siapapun dia yang telah membuatmu kehilangan' tidaklah menjadi berarti sungguh,tetapi aku tidak bisa menjadi seperti mereka,aku dengan perasaan ku yang begitu mendalam akan terus merasakan esensi-esensi itu,kini esensi itu terasa hilang,sesuatu yang sangat berharga yang merupakan esensi itu sendiri bagi saya terampas pergi oleh yang namanya takdir,seperti smartphone mu yang tiba tiba tidak mempunyai operational system,sebegitulah penting esensi itu bagi aku.
Komentar