Surat Kepada Mama

Ma, bagaimana kabar mu disana? Apakah baik-baik saja? Apakah mama telah bertemu dan bersama-sama dengan papa disana? Aku penuh berharap mama telah bersama dengan papa, dan tinggal bersama dengan suasana yang damai dan senantiasa mengawasi kami disini, menjaga kamu dan menuntun kami, walau ragamu telah hilang, fisikmu telah lenyap, jiwamu telah berada di dimensi yang berbeda, tapi, kamu, kalian, selalu ada di hatiku, didalam darah yang mengalir ditubuhku, disitu ada kalian. 

Ma, dua tahun lebih sudah kamu pergi,aku masih ingat sore di saat kita ngobrol lewat telepon, kamu yang bercerita tentang segala aktivitas harian kamu, kamu bercerita akan barang apa saja yang kamu akan bawa ke jakarta dua minggu mendatang di waktu itu, kamu cerita tentang banyak hal yang membuat saya merasa tenang dan tidak mempunyai firasat sama sekali bahwa itu adalah obrolan santai kita yang terakhir.

Ma, setelah kehilangan mu dan kehilangan ayah, aku merasa hidup ku telah berubah, cara ku memandang dunia ini, seberapa hebat aku diluar tetap ada sisi kesepian yang melekat dalam ruang kekosongan yang tak mampu lagi siapapun bisa mengisinya. Seperti seseorang yang terhempas dan terdampar didalam satu ruang tanpa gravitasi, mengambang. Ma, aku tetap melanjutkan hidup ku, mengisi takdir-takdirku, walaupun, aku yang sebelumnya dengan aku yang sekarang, telah sama sekali berubah, ada satu yang lenyap dan hilang didalam jiwaku, itu yakni adalah kalian, pelita cahaya itu yang selama ini senantiasa menerangi kehidupan ku. Tapi,aku berjanji,aku akan terus bergerak ke depan, mengisi dan menulis dan melanjutkan kisah kehidupan ku yang tanpa kalian lagi. Tingkat estafet yang telah kalian berikan kepadaku, akan aku bawa sampai di hari dimana takdir berkata cukup sudah akan perjalanan ku, itulah yang semesta inginkan. 

Ma,sangat rindu padamu, sangat. Rasa rindu yang seperti di kondisi sangat kehausan, sangat membutuhkan satu tegukan air menghilangkan dahaga haus itu tapi tak akan kesampaian dan terus ku bawa rasa haus itu setiap hari, yang bisa aku lakukan bila rasa rindu itu telah menjadi-jadi, hanya memandangi foto-fotomu, foto-foto yang telah aku jepret dikala kita melakukan aktifitas atau bepergian, atau kadang, aku akan memejamkan mata ini, membayangkan kegiatan-kegiatan keseharian mu, mengingat kembali masa-masa disaat kamu masih ada, nada suaramu, kebiasaanmu, walau tahu, itu hanya kenangan, tapi setidaknya bisa membantuku melepaskan sedikit rasa rindu itu.

Ma, waktu begitu cepat berlalu, setiap malam dikala aku mau tidur,di saat suasana telah begitu hening, hanya ada suara detak jarum jam dinding yang terdengar jelas, ada kalanya tiba-tiba bisa terlintas, bahwa kamu telah tiada, bahwa kamu yang biasanya tidur di kamar yang sama bersamaku, kini telah tiada dan selamanya aku tidak akan bisa bertemu dengan kamu.Perasaan kaget masih saja terasa bila hal seperti itu tiba-tiba terlintas.

Ma, tanpa kamu, segala kebiasaan yang kita lakukan telah lama terputus, sampai mengunjungi kerabat yang biasanya kita melakukannya dengan rutin, tanpamu, rasa hambar akan semua itu membuat ku merasa ga ada artinya lagi. Biasa minggu pagi aku akan mengajakmu jalan pagi dan kamu sangat senang bila sambil melihat dan membeli ikan di dermaga ancol, bila melihatmu bahagia aku juga bahagia, mencari kegiatan yang membuatmu bahagia itu terasa tidak mudah, dan setelah aku tahu apa saja yang kamu senang, aku akan terus mempertahankan melakukan kegiatan itu bersamamu.

Ma,sekali lagi, aku sangat berharap mama telah bersama dengan papa disana walaupun aku tidak tahu kehidupan itu seperti apa setelah kematian, tapi, sangat berharap kalian bersama, hidup dalam satu dunia yang damai tanpa akan sakit dalam penderitaan. Dan, aku juga berharap, suatu hari kelak, kita bisa bersama, aku, kamu dan papa, kita berkumpul seperti dulu dikala masih lengkap, makan bersama dalam satu meja, ngobrol bersama, canda bersama. 

Ma,tulisan ini, anggap saja aku mencurahkan perasaan ku kepadamu, bila kamu masih ada, walaupun sering kali kamu tidak sepenuhnya memahami masalahku, saat mencurahkannya tetap akan membuat perasaan ku jauh lebih tenang, mungkin seperti itulah perasaan kenyamanan antara anak dan ibu yang sesungguhnya.
Ma,aku akan terus menulis kepadamu, dan nanti aku akan menulis kepada papa juga.
Ma dan papa, titip rindu pada kalian,dari anakmu yang selalu merindukanmu. 

Komentar

Postingan Populer