Kita hidup dalam keterasingan
Pernahkah kamu membayangkan dan terpikirkan bahwa sekarang,dan nanti,ke depannya kita manusia hidup akan makin terasa dalam keterasingan satu sama dengan yang lain.Bayangkan sepuluh tahun lalu,tik tok belum ada,walau udah ada jaman facebook,instagram,tetapi manusia mungkin belum kecanduan gadget seperti sekarang ini,bagaimana mungkin kehidupan akan ketergantungan gawai masih bisa dikatakan di tahap yang bisa di toleril,belum begitu banyak manusia yang kelihatan ramai dan berkelompok ,tapi satu sama lain hanya sibuk memandang layar gawainya masing-masing ,dimana perilaku manusia yang walaupun sudah di katakan istilah autis di masa dimana blackberry menjadi fenomenal,tetapi,mungkin belum seterasing seperti sekarang ini.Tidak bisa di pungkiri bahwa jaman sekarang manusia secara moral telah runtuh secara pelahan,teknologi tidak hanya menciptakan robot yang semakin banyak tetapi malah menjadikan manusia seperti robot yang tidak bermoral atau penurunan moral secara berkala dan setahap demi setahap.
Jaman sekarang kita manusia terjebak kesepian di dalam keramaian,seperti ikan yang kehausan di dalam lautan.Sepasang suami istri dan anak-anak yang hidup dalam satu keluarga yang harusnya tercipta sebuah hubungan harmoni satu sama lain,hubungan yang saling menyatu satu sama lain ,dengan orientasi kehidupan kecanduan gawai dan berbagai hiburan virtual di dalamnya,membuat garis penyatu itu seakan terputus,bungkusan kehidupan keluarga itu tidak lebih hanya sebatas normatif dan sampul,sementara esensi esensi yang subtansi telah hilang dan mengendur,dan semua itu terjadi secara serentak di dalam kehidupan kita dalam bermasyarakat secara kita sadari ataupun kebanyakan tidak kita sadari.Hubungan suami istri dan anak tidak lebih hanya sebatas sebuah panggilan “mom,dad,son “dan masing-masing dari kita semua setelah sekedar menjalankan fungsi normatif tadi semuanya akan kembali tenggelam ke dalam habit kekinian yang telah menjadi toksik ,tenggelam diri sendiri ke dalam dunia virtual yang menawarkan segala entertain artificial yang tidak nyata.
Saya teringat sebuah perkataan dari novelis Haruki Murakami yang bunyinya kurang lebih begini”walaupun kamu sepasang suami istri yang tidur satu ranjang sekalipun,di saat masing-masing telah memejamkan matanya,masing-masing dari kita bergentayangan dengan pikiran kita sendiri yang tidak terbatas”,artinya secara fisik kita memang terlihat bersama,secara pikiran dan feel mungkin banyak dari kita terasa terasing dan masing-masing dari kita menjelajahi pikiran kita masing-masing.
Seberapa kamu memahami pasanganmu,seberapa istri kamu memahamimu,seberapa kamu memahami anakmu,seberapa anakmu memahami kamu,itu semua telah menjadi sumber masalah dalam menata keharmonisan dalam berkeluarga di jaman sekarang,sebuah tantangan berat yang tidak tahu apakah secara sadar kita bisa memecahkannya dan memberikan solusi dan manfaat instan dari semua toksik-toksik yang telah melekat dan bercampur baur di dalam kehidupan kita semua ini.
Manusia mengalami degradasi moral dan emotional,bagaimana manusia jaman sekarang terjebak lebih mengharapkan “like” secara emotikon dari gawai di bandingkan dengan kehidupan yang real di sekitarnya.
Komentar