Terminal Transit dan Busnya

Aku adalah sebuah terminal transit dan kamu adalah busnya.Aku bukanlah akhir dari tujuanmu,bahkan bukan termasuk salah satu kata tujuan bagimu.Tetapi,aku diperlukan untuk mencapai tujuanmu.Kamu akan berhenti sejenak,dinginkan sejenak mesinmu,berbagi sejenak keramaian denganku,tempati sejenak ruangku,lalu kembali menghilang.Pertama,kamu akan hidupkan mesinmu,bertanda segera kamu akan berangkat,menuju ke tempat dimana kamu menyebut itu adalah tujuanmu.Saat kamu hidupkan mesinmu,bagimu juga seakan memberikan tanda untukku,tanda untuk melepas keberangkatanmu.Penghampiranmu juga bagian takdir untukku,begitu juga dengan pelepasanmu.Toh,kita semua tahu bahwa hidup selalu di isi oleh datang dan pergi,muncul lalu menghilang,apalah yang perlu disesalkan.Bagimu,aku bukanlah akhir,aku hadir untuk melengkapi,mendinginkan sejenak,sebuah intermesso seperti jeda iklan dalam sebuah tayangan film yang terlalu menegangkan.Bagiku,bukanlah tujuanku menahanmu,tujuanku hanya melengkapimu,karena aku hanyalah terminal transit untukmu,seberapa besar dan baik aku melayanimu,kamu akan tetap pergi.Kepergianmu,bukanlah awal dari kesunyian bagiku,dan juga bukanlah akhir keramaian bagiku.Bus-bus di belakang segera mengisinya,seperti kamu mengisinya sebagai pengganti dari bus yang telah beranjak tadi.Tiada keramaian dan kesunyian yang bertahan selamanya,seperti aku dan dirimu,kamu dan penumpangmu,semua terasa saling berganti,dan terkadang pergantian itu bukanlah keinginanku ataupun keinginanmu,mungkin kita menyebutkan sebagai takdir saja.

Komentar

Postingan Populer