Andaikan

Andaikan hidup ini seperti sebuah gulungan film,perjalanan cerita yang kamu tonton berasal dari gulungan film yang bisa kamu putar kembali, aku ingin sekali memutar kembali waktu yang telah berlalu, aku ingin memutar kembali ke dunia dimana masih ada kebersamaan dalam keluarga kami yang lengkap, aku bisa mendengar suara kedua orang tuaku berceloteh tentang apa yang mereka alami hari ini,aku ingin memutar kembali di waktu remaja, di mana kedua orang tuaku masih ada, papa yang sehat dan mama yang sehat,kami makan malam bertiga, walaupun lauk sayur yang dihidangkan tidaklah mewah karena kami hanyalah keluarga miskin yang sederhana.Aku selalu suka melihat papa makan, karena apapun sayurnya, dia selalu makan dengan lahap dengan memakai sepasang sumpitnya, dia bisa mengambil daging-daging ikan yang tersembunyi dibalik tulang-tulangnya. 

Dikala malam, kadang papa akan mengeluarkan seluringnya dan memainkannya di tengah kegelapan, suara seluring yang merdu mengema begitu jauh dalam suasana malam yang hening, seperti suasana film silat jaman dulu,tapi ini nyata.

  Aku ingin kembali ke dulu dimana setiap petang menjelang malam, aku akan pergi bersama mama menonton acara televisi di rumah tetangga,waktu itu tidak semua rumah mempunyai televisi, hanya orang yang kami anggap kaya baru mampu membeli televisi sekedar menonton televisi kami masih harus menumpang nonton di rumah tetangga lain, tapi setiap malam aku akan pergi bersama mama sampai jam sembilan malam.

  Aku ingin kembali ke masa dimana malam didepan rumah kami, dibulan-bulan tertentu ada kunang-kunang berterbangan, dan kami akan mengejar dan menangkap kunang-kunang itu.Berapa banyak anak jaman sekarang yang masih pernah melihat kunang-kunang?ataukah telah menjadi sebuah ilusi yang hanya hadir dalam kata-kata perandaian dalam lagu dan puisi,betapa beruntungnya saya dijaman dulu .

  Aku ingin kembali ke masa di mana bila hujan deras turun di musim hujan, di sekitaran rumah kami, banyak mata air yang menyembur keluar dan aku suka membuat perahu kertas membiarkan dia terbawa di dalam arus air selokan.

  Aku ingin kembali dimana masa-masa aku akan menghabiskan soreku membantu kedua orang tuaku di kebun, aku membantu papa dan mama menyiram sayur, menanam sayur dan membersihkan ladang, dan aku juga menanam sayur tersendiri yang hasil jualannya masuk ke dalam tabungan ku sendiri, hari-hari yang begitu bahagia, teringatnya masih membuatku tersenyum walau hari-hari itu telah terkubur dalam- dalam oleh perjalanan waktu ini.

  Aku ingin kembali ke masa dimana aku akan pergi ke hutan bersama mama, kami mencari kayu bakar bersama, seorang mama yang kasihan, dengan begitu perkasa menebang pohon-pohon untuk dijadikan kayu bakar, kami setiap sore akan mengambil kayu bakar ke hutan, mama yang malang, harus mengisi kehidupannya yang begitu keras,setiap kali mengingatnya selalu membuatku menangis.

 Aku ingin kembali ke masa dimana aku sekolah dan seorang mama, dikala hujan, dia akan menunggu ku di depan sebuah toko dimana bus sekolah kami akan berhenti, waktu itu aku merasa malu, karena seorang anak laki-laki masih ditunggui ibunya dengan membawa sebuah payung, tapi aku salah, sekarang aku baru menyadari betapa kebaikan hati seorang ibu, betapa cinta seorang ibu kepada anaknya, cinta yang tak pernah bisa kamu membalasnya, walaupun kamu bisa mengumpulkan semua air di lautan ini, kamu tidak akan bisa membalas cinta ibu yang telah dia berikan kepada mu.

 Aku ingin kembali ke masa dimana aku di bonceng oleh papa dengan sepeda bututnya, sepeda tua yang selalu dia pakai ke kebun, dengan menyelipkan sebilah parang(pisau) disamping, dia memboncengku, aku masih teringat jelas bagaimana boncengannya membawaku melewati kubangan air dijalan- jalan hutan yang berliku-liku naik dan turun dan melewati perkampungan sebelum sampai ke rumah kami yang sederhana.
 
Aku ingin kembali ke masa dimana setiap senja menjelang malam, mama akan sibuk, mengarahkan semua ayam ternakkannya kembali ke kandang dan dia menghitungnya satu-satu dan di bulan-bulan tertentu,langit akan penuh dengan kelelawar-kelelawar yang terbang bergerombolan ntah kemana untuk mencari buah untuk dimakan, kami menamakannya "pitpho". Pemandangan langit sore keemasan yang di penuhi oleh gerombolan kelelawar itu selalu membekas,membawa nuansa melakonlis yang tak mampu kamu ungkapkan.

Aku ingin kembali ke masa dimana papa akan membuat senapan mainan untukku, dengan memakai bambu dan gagang yang dibuat dari kayu, papa membuat sebuah senapan mainan yang sangat indah untukku sampai teman-temanku begitu terpukau dengan senapan itu.Saat pelajaran sekolah mengasih kami tugas kerajinan tangan, aku ingat aku membuat asbak dari tanah liat dan terlihat tidak begitu bagus, lalu papa membantuku membuatnya, sebuah asbak berbentuk angsa dengan lekukan yang sangat indah. 

Aku ingin kembali ke masa bila kami keesokannya akan pergi ke kota dengan menumpang bus yang kami sebut oto, dimana badan bus itu terbuat dari kayu,aku suka bayangin, betapa beratnya bobot mobil itu harus menahan beban, kadang kalau penumpangnya penuh sebaris di isi lima sampai enam orang dan ada enam sampai tujuh baris, aku akan selalu terjaga dan tidak bisa tidur karena merasa terlalu bersemangat hingga terjaga terus dan berharap fajar cepat menyongsong. 

  Aku ingin kembali ke masa dimana kami bekerja di ladang, ditengah sinar terik matahari menjelang siang, di tengah ladang jagung, aku pingsan dan mama, mengendongku pulang ke rumah, waktu kecil, fisikku selalu lemah, aku menjadi langganan sakit,yang selalu sabar dan selalu di samping ranjang bersamaku adalah mereka, terutama mama, aku sadar, tidak mudah membesarkanku, berapa banyak cinta yang telah mereka berikan dan tuangkan kedalam tubuh ini hingga aku ada hari ini. Lewat tulisan ini, aku hanya ingin mengatakan dan bilang, terima kasih Mama dan Papa atas apa yang telah kalian berikan kepadaku. 

Terlalu banyak andaikan yang ingin aku kembali sampai tidak tahu bagian waktu mana yang ingin aku pilih untuk kembali seandainya bisa, tapi ya semuanya telah pergi begitu jauh, waktu menelan semuanya dalam kehidupan manusia, kita semua tahu itu, kita hanya bisa berpikir andaikan karena kita tahu bahwa itu tidak akan pernah bisa dan karena kesedihan akan kerinduan masa masa indah akan kenangan semua itu yang tidak bisa lagi terulang membuat kita berpikir seandainya waktu dapat bisa terulang. 
Andaikan papa mama ku masih ada..... 
Andaikan... 
  

Komentar

Postingan Populer