Kenangan-kenangan itu

  Sekarang aku duduk sendiri diruang tamu sendirian, menatap sebuah layar tv yang tidak ku nyalakan, tempat duduk yang biasa mama pakai menonton siaran kesukaaannya, dan mungkin menonton siaran-siaran itu, hanyalah satu- satunya hiburan yang dia lakukan dikala kadang kami, sebagai anaknya sibuk pergi bekerja. Bila siang, setelah papa bangun dari tidur siang nya, dia akan menanyaiku,apakah perlu secangkir kopi juga kah? Karena dia akan membuat kopi siangnya dan membawanya ke ruang tamu bersama-sama sambil menonton siaran tv,kini, ruangan yang sama, tapi keheningannya akan sebuah kehilangan yang tak tergantikan,aku masih suka membayangkan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan.

  Benar kata orang, setelah kamu kehilangan orang yang kamu cintai, satu-satunya hal yang berharga yang masih bisa kamu genggam adalah  kenangan, memori-memori yang tercipta menjadi sesuatu yang sangat kamu jaga, sama seperti sebuah bingkai foto yang terasa amat sangat berharga dikala orang-orang didalam foto itu telah pergi, meninggalkanmu selamanya.

  Sekarang dengan secangkir kopi ditangan, aku menyeruput sendirian di ruang tamu ini,kenangan kebersamaan itu ter"flashback kembali dengan begitu jelas,benar sekali bila pepatah bijak itu mengatakan, kenangan itu menghangatkan kita tetapi juga membuat kita berlinang air mata.

   Kedua orang tuamu itu adalah perangkai jalan waktu kehidupanmu dengan masa kecilmu, karena mereka, kamu ada di dunia ini, semua kenangan masa kecilmu hingga dewasa selalu melibatkan kebersamaan dengan mereka, merekalah perangkai ikatan jalan kehidupanmu sampai kamu dewasa, kehilangan kedua orang tuamu juga bearti rangkaian jalan itu terputus sudah, memori kamu dengan mereka berakhir, yang kamu simpan hanyalah memori-memori lama yang takkan pernah lagi akan bertambah.
 
   Sebagai orang tua, yang paling bahagia adalah melihat semua anak-anaknya tumbuh dewasa dan berhasil tumbuh mandiri dengan membangun keluarga kecil mereka dengan baik, bila itu telah tercapai, orang tua merasa bahwa tugasnya telah selesai. Namun, tidak semua jalan keadaan sesempurna yang kita harapkan, kehidupan selalu kadang,berlaku paradox, tidak sesuai jalurnya, seperti saya, papa sangat suka bepergian, dulu, kemana-mana aku akan memboncengi papa dengan sepeda motor, kami jarang pergi bertiga dengan ibu, karena saya hanya mempunyai sepeda motor dan kadang kadang untuk hal yang sangat perlu banget, kami baru akan pergi dengan memakai taksi. Papa, dia selalu bilang bahwa seandainya kami punya mobil, bepergian memakai mobil dengan sambil memutarkan lagu lagu yang enak rasanya sangat asyik sekali, iya, saya bisa membayangkannya. Kini, kadang saya suka merasa sedih dikala sedang menyetir, teringat dikala dulu, seandainya sekarang papa masih ada, betapa senangnya kita bisa pergi jalan-jalan bersama sambil menikmati lagu-lagu kesukaaannya, bahagia itu begitu sederhana bukan, terkadang sebuah kesederhanaan itu sendiri merupakan seperti harta karun yang terlampau amat susah untuk didapatkan bagi sebagian orang. Bersama ibu,saya selalu mempunyai impian dan harapan, untuk bisa tinggal bersama dengannya dengan rumah baru, aku ingin membeli sebuah rumah yang benar benar ibu bisa tinggal bersamaku, dikala dia masih ada, kami sibuk mencari dan mencari rumah yang cocok, baik harga maupun secara kenyamanan dan perasaan, namun kini setelah saya mendapatkan rumah itu, ibu telah tiada, ibu telah pergi, seperti kamu berjuang bersama  begitu jauh untuk hampir mewujudkan suatu harapan dan impian yang telah di depan mata,tak kunjung kesampaian karena diakhiri oleh satu hal yang namanya takdir.
  Sekarang, rasa rindu dengan mereka, hanya kadang diwujudkan sesaat di dalam mimpi, saya kadang kadang suka bermimpi bersama mereka, mereka hadir didalam mimpi dengan berbagai versi cerita didalam mimpi, walau itu hanyalah mimpi, sejenak kehadiran pun seakan bisa membantu mengobati rasa rindumu kepada mereka, bahkan  sekedar mimpi pun menjadi sesuatu yang sangat berharga bagimu, berbahagialah bagi mereka yang sekarang masih memiliki kedua orang tua nya, secara fisik dan berbakti nyata terhadap mereka, sadarlah bahwa disaat kamu kehilangan mereka, apapun yang kamu lakukan, menjadi tiada artinya sama sekali. 
  

Komentar

Postingan Populer