Mung Diary, catatan harian seorang stranger.

Mung Diary, Minggu, 8 mei 2016.

Seperti minggu-minggu seperti biasanya,minggu pagi adalah waktu ku berolahraga, selama beberapa bulan ini setiap minggu pagi aku bermain bulu tangkis bersama beberapa teman.Awalnya aku di ajak oleh seorang teman bermain dan aku tidak tertarik sama sekali,karena merasa memang buku tangkis bukan salah satu olahraga yang aku mengemarinya, bahkan aku sudah lupa kapan terakhir aku bermainnya, kalau tidak salah saat aku masih sekolah dasar,dan yang aku ingat, aku tidak pernah menang sekali pun kalau bertanding dengan orang, smesh aku sangat payah, mungkin karena itu aku tidak mengemarinya, mungkin, aku lebih suka bermain basket,menurutku basket salah satu olahraga yang keren,aku dulu begitu tergila-gila dengan pertandingan bola basket NBA, aku hampir mengikuti setiap beritanya, dan mengunting setiap potongan gambar yang ada di halaman koran,dan bisa menggambar hampir semua logo dari masing-masing klub NBA.Waktu itu di kampung aku, aku menyebutnya kampung, karena memang itu sebuah kampung,semua anak-anak seusia aku dilanda euforia permainan basket dan Euforia NBA effect.Aku masih ingat di waktu sekolah, waktu itu sekolah menengah,final NBA antara Chicago Bulls melawan Utah Jazz,dan itu final dengan dua tahun berturut-turut dengan lawan yang sama,siapa yang tidak kenal dengan Chicago Bulls waktu itu, siapa yang tidak kenal dengan Michael Jordan, hampir semua anak seusia aku atau yang lebih kecil pun mengenalnya, Jordan sudah seperti sebuah maskot NBA itu sendiri. Michael Jordan bersama teman-teman dia yang lain yang dinamakan dream team, Scott pippen, Dennis Rodman,Steve Kerr,Tony Kukoc, siapa yang bisa mengalahkan mereka dijaman itu, dan hanya Utah Jazz yang bisa menandingi mereka dari divisi Barat.Utah Jazz di motori oleh pengatur serangan mereka yang terkenal, John stocken,si pelempar jitu Honaceck, dan point Guard mereka yang besar, Karl Malone.Aku masih ingat di tengah istirahat jam sekolah, kita, maksudnya aku dengan teman-teman yang lain pergi ke rumah dekat sekolah untuk nonton pertandingan final waktu itu,semua orang selalu mengharapkan kemenangan untuk Chicago Bulls, karena kalah suara aku hanya didalam hati mengharapkan kemenangan untuk Utah Jazz.Kembali ke bulutangkis, karena ajakan teman dan aku akhirnya kembali mencobanya, aku merasa setelah entah sudah berapa lama, sangat lama sekali semenjak aku masih anak-anak, permainan aku tidak jelek-jelek amat, setidaknya bisa memberikan perlawanan dan menyadari banyak yang harus aku ubah dan perbaiki untuk meningkatkan permainan dan aku menikmatinya. Begitulah aku menjadi rutin dan malah aku merasa sekarang aku telah nagih di dalam permainan itu, aku selalu melakukan improvement untuk setiap gerakan yang menurut ku tidak bagus.Aku selalu semangat untuk olahraga, terkadang sebelum bermain bulutangkis, aku jogging atau kadang pergi ke tempat kebugaran untuk melatih otot-ototku.Dan mungkin sekedar catatan, satu-satunya olahraga yang paling lama dan bertahan sampai sekarang yang terus aku lakukan adalah jogging. Aku mulai jogging sekitar 8 atau 9 tahun lalu, setiap minggu pagi aku selalu jogging, terkadang aku jogging di Monas, mengitari lintasan Monas,Kadang aku berlari ke Ancol dan mengitari trek yang ada disana, dan sering kali juga aku akan joging di sepanjang jalan Gajah mada melewati jalan Thamrin sampai ke Gelora Bungkarno Senayan,dan melakukannya rutin setiap minggu pagi.

Aku menyukai olahraga dan melakukan semua itu, bukan karena tujuan dari olahraga itu sendiri secara fisik atau untuk meningkatkan ketahanan fisik dan untuk sehat, tapi ada tujuan lain melampaui itu semua,sebuah pembakaran dan penyaluran energi, apa yang aku rasakan dan aku hadapi dalam kehidupan keseharian aku, perasaan-perasaan sedih, marah, kecewa dan semua amarah yang mengendap didalam tubuhku, semua itu perlu di bakar, dan dibuang, sama seperti bagaimana manusia memanfaatkan sampah untuk dijadikan energi yang bermanfaat, aku mengolah semua amarah itu dalam bentuk energi tenaga yang aku lakukan didalam olahraga seperti lari pagi itu, dimana semakin besar amarah yang ada dalam diriku saat berlari, aku akan membawanya didalam tubuhku  untuk di bakar menjadi energi pendorong bagiku,kalau aku tidak melakukannya, mungkin aku akan mati secara perlahan oleh sampah-sampah itu yang terus membusuk didalam tubuhku.Itulah salah satu alasan utama mengapa aku menjadikan olahraga bagian dari satu bagian yang tak terpisahkan didalam kehidupan aku. Seperti yang aku lakukan dengan lari pagi, berenang, mengangkat beban di pusat kebugaran dan bermain badminton dilapangan.Aku menikmati setiap hembusan nafas yang ngos-ngosan didalam tubuhku,seakan penyambungan satu nafas ke nafas yang lain seperti ada satu jeda, dan detak jantung aku berpacu begitu cepat, aku menikmati semua itu. Aku terkadang membayangkan mungkin bisa saja terjadi bila tiba-tiba jantung aku memompa dengan sangat kencang lalu meledak dan berhenti seperti sebuah mesin yang dipaksakan berkerja keras lalu ada satu bagian yang rusak atau putus dan mesin  itu berhenti,dan mengakhiri dari semuanya. Saat aku membayangkan itu,lalu aku bertanya kepada diriku, apakah kamu menyesal? jawabannya adalah tidak, aku tidak menyesal,dan kalau pun memang itu yang terjadi, itu telah menjadi satu dari bagian yang akan terjadi didalam proses kehidupan itu sendiri yang dengan amat sadar aku menyadarinya.

Komentar

Unknown mengatakan…
Take care of your body. It's the only place you have to live in.

Postingan Populer