Mung-Diary(cuap-cuap tumpahan rasa)

Jakarta,10september,2010
Liburan panjang yang telah saya habiskan empat hari,lontang-lantung tidak jelas,makan tidur,dari mal ke mal,dari satu coffee shop ke satu coffee shop yang lain,hanya untuk habiskan hari,alihkan rasa suntuk yang berkepanjangan di saat banyak manusia yang lebih berada melewatkannya dengan terbang ke lintas Negara,lintas benua,keliling satu Negara ke engara yang lain untuk menghabiskan waktu libur setelah setahun di isi oleh kepenatan berbagai masalah kantor dan masalah harian yang membelenggu apalagi tinggal di kota seperti Jakarta ini,jangankan masalah kantor,masalah macet saja sudah cukup membuat kita gila karenanya.
Saya baru menghabiskan satu buku,kumpulan novel,essay,dan cerita pendek karangan Seno Gumira Ajidarma,yang berjudul Trilogi Insiden.Mas Seno salah satu penulis kesukaan saya,saya hampir mengoleksi seluruh karya tulisannya,yang kebanyakan terangkum dalam novel dan essay,gaya penulisaanya yang membuat kita terutama pencinta sastra akan terhanyut dalam kedalaman bahasanya,cara dia menuturkan dan mengambarkan satu cerita dengan sangat indah,dan tentunya
Mas seno,dia seorang penulis yang sangat mengagungkan senja,karena selalu ada senja dalam tiap karangannya,itu yang saya suka,sebagai seorang pecinta senja sejati tentunya.Dalam Trilogi Insiden,Seno mengabungkan tiga cerita dalam satu cerita,insiden,jazz,dan farfum.Insiden di situ adalah fiksi,kejadian sejarah kekerasan di Dili,Timor Leste.Jazz lebih ke essay,dan farfum lebih ke fiksi.Namun,saya lebih suka yang farfum dan jazz,karena insiden itu lebih ke politik,ketidakadlan Yang terjadi karena politik.Saya tidak menyukai politik,bagi saya politik itu adalah bullshit,omong kosong,Membodohi dan di bodohi,munafik.Saya menyukai dia cara dia menuliskan dalam farfum,wanita-wanita yang kesepian,tentunya dirinya yang kesepian juga di dalamnya,berusaha mencari kebahagiaan semu dalam kota yang bisu,lewati wine-wine yang memabukkan,lewat aroma farfum dengan berbagai label,ada eternity,poison,true love,memrepresentasikan kepada karakter si pemakai.Cara bercerita yang sangat halus sekaligus indah,mengalir seperti melamun sambil menikmati senja yang turun,itupun ada dalam ceritanya saat Mas seno menulis bahwa dia suka mengkhayal seandainya dunia ini ada dunia senja,betapa indahnya.dalam dunia senja tiada siang dan malam,memandang manusia hanya dengan siluet,dan orang –orang dalam dunia senja adalah orang-orang yang hidup dalam keharmonisan.
Ahh…..indahnya,namun kita terjebak dalam ruang semu dan jemu,dalam kehidupan dengan persoalan yang sama,cinta,karir,keluarga.Walau waktu telah berlalu,uban memutih,ribuan senja sore yang telah lewat,kita masih terus berkutat dalam masalah yang sama.Dalam jazz,seperti sebuah esay,dia hanya memaparkan tentang jazz,music-musik legendalis,dan karakter sejarah si pemusik,namun smeuanya terangkum juga dengan begitu indah,dan di sambungkan dengan cerita fiksi dan nonfiksi,jadilah trilogy insiden yang indah.Saya menikmatinya sekali,seakan terbawa dalam kedalaman lamunannya sendiri,memang saya mencari berbagai cara untuk membawa saya pergi,walau tubuh tetap tak berdaya Terbawa pergi,padahal ingin sekali mengikutsertakan tinggalkan sejenak dari dunia-dunia dalam kota yang tak beremosi ini,tak berkemanusiaan,dengan penghuninya yang semakin terkikis juga kemanusiaannya hari ke hari,hanya gedung-gedung bisu,jalan-jalan kosong yang telah di tinggalkan penghuninya,ada yang mudik, ada yang berpelesiran kemana-mana.Rasanya ingin,kepakkan sayap dan menghilang sejenak bersama ke dalam satu dunia yang tak dikenal dan mengenal,namun saya hanya bisa memcoba membawakan jiwa dan imajinasi saya melayang,namun tubuh masih saya tinggalkan di sini,berkutat dalam kebosanan yang semakin membusuk.



Rasanya ingin bersenandung Mimpi bersama Anggun

Melambung jauh terbang tinggi
Bersama mimpi
Terlelap dalam lautan emosi
Setelah aku sadar diri
Kau tlah jauh pergi
Tinggalkan mimpi yang tiada bertepi


Komentar

Postingan Populer