Curhat Malam

Malam yang semakin menaburkan genderang sunyi,saat ku masih duduk di sini,dengan secangkir kopi yang sekarang masih menyisahkan ampas karena telah habis saya teguk.Ingin memabukkan,namun,Kopi tidak bisa membuat mabuk,cafein hanya akan membuat kita selalu sadar,berlawanan dari alcohol,Apakah saya telah salah memilih?apakh saya justru mabuk sebelum ingin merasa ingin mabuk,alih-alih memilih minuman yang ingin memabukkan,tapi malah memilih secangkir kopi,tetapi ingin menginginkan kemabukan
“Ah,bohong….!”pekikku dalam hati,memang saya sengaja memilih secangkir kopi,bukan supaya saya tetap terjaga,tapi hanya sebagai teman untuk berbagi.
“berbagi untuk kesunyian atau berbagi dalam luapan rasa?”.Bukan dua-duanya,hanya berbagi untuk membuat suasananya semakin komplit,semakin utuh.Biasa dalam cerita yang saya pernah baca dan film film yang saya nonton,dia,maksudnya si pelakon dalam cerita selalu menggambarkan dirinya yang kesepian di dalam keheningan malam dengan memabuk-mabukkan seorang dirinya dengan sebotol wine di tangan,atau seorang diri dengan iringan lagu-lagu jazz dan di utuhkan dengan segelas anggur merah,dan sebatang rokok untuk mengenapkan satu pelukisan,dan cerita akan semakin kuat bila semuanya itu hadir dalam satu keutuhan walau tidak harus bersuara karena semua kecuali si actor,hanyalah benda mati.Gelas yang bertumpahan,iringan lagu jazz yang mengiris rasa sendu dan luka,
Mengoyakkan perasaan,dan seorang yang diam sunyi,sudah cukup melukiskan dengan utuh.
“toh,benda selalu bercerita tanpa harus bersuara seperti manusia.”
Entah kenapa,susah di jelaskan malam selalu menghadirkan satu ketenangan bagiku,di satu sisi saya berusaha untuk selalu menambahan jam tidurku,namun sisi lain kedalaman malam yang semakin dalam melarutkanku dalam satu ketenangan,bila boleh ku memilih,ku lebih memilih hidup dalam malam dan tidur dalam siang,bagai vampire yang bergentayangan di saat malam muncul.
Saya bergegas.”loh,kenapa?adakah yang mengejar…?”.Tiada satu pun makhluk yang bernyawa yang mengejar selain waktu itu sendiri yang mengejar,ia mengejarku lewat tiap ketukan jam dinding,tiap kesunyian yang semakin malam semakin memcekam,tapi saya berusaha acuhkan dengan menyumbat telinga saya dengan headphone yang mengalirkan lagu-lagu melankoli nan indah,tapi kenapa ya semua lagu indah itu selalu menyayat hati dengan liriknya dan hanya mengungkapkan rasa-rasa keputus –asaan dan ketiada berdayaan terhadap rasa itu sendiri.
Rasa itu ya cinta,dan cinta itu rasa
Love is blind”lagunya tiffany yang terkenal itu mengingatkan itu semua.”cinta itu emang indah namun juga luka”.kedengarannya sadis benar,apa tidak terlalu sarkastis,tapi memang itu sarkastis.Setangkai mawar selalu menjadi ikon kasih kasih dan bukti perhatian atas nama cinta,mawar memang indah dan harum semerbak dengan aromanya,tapi juga memyembunyikan duri-duri yang siap mengoreskan luka bagi siapa saja yang memegangnya tanpa hati-hati.
“aduh,saya ingin menulis lebih banyak lagi,tentang perasaanku-perasaanku,tentang saya yang hari ini mengejar senja,tentang menyisiri jalanan gerimis seorang diri tanpa tujuan dan lagu-lagu celine dion yang indah menemaniku,dan senja itu,senja yang turun pelahan di balik gedung gedung tinggi,tidak keburu saya mengejarnya,banyak sekali yang ingin di ceritakan kepadamu,sayang”.
“sayang,waktu semakin mengejarku dan aku semakin bergegas,saya sudahi dulu sampai di sini.”

Malam yang semakin malam,David Foster membawakan lagu”best of me”,dan saya memcoba untuk mendapatkan sepotong mimpi indah dari malam.

Komentar

Postingan Populer